Kamis 14 Apr 2022 14:46 WIB

Pindad dan Safran Bahas Kerja Sama Smart Bomb untuk Rafale

Pindad akan punya kemampuan menghasilkan dan mengembangkan produk smart guided bomb.

Rep: Flori Sidebang/ Red: Ratna Puspita
Ilustrasi jet tempur Rafale. PT Pindad dan Safran Electronics & Defense Prancis membahas lebih lanjut terkait kerja sama di bidang bom MK-82 untuk mendukung Highly Agile Modular Munition Extended Range (HAMMER) Smart Bomb yang nantinya akan digunakan pada pesawat tempur Rafale.
Foto: Pool AP
Ilustrasi jet tempur Rafale. PT Pindad dan Safran Electronics & Defense Prancis membahas lebih lanjut terkait kerja sama di bidang bom MK-82 untuk mendukung Highly Agile Modular Munition Extended Range (HAMMER) Smart Bomb yang nantinya akan digunakan pada pesawat tempur Rafale.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Teknologi dan Pengembangan PT Pindad Sigit P Santosa menerima kunjungan dari delegasi Safran Electronics & Defense Prancis di Gedung Direktorat Pindad, Bandung, Jawa Barat, Selasa (12/4/2022). Kunjungan ini bertujuan membahas lebih lanjut terkait kerja sama di bidang bom MK-82 untuk mendukung Highly Agile Modular Munition Extended Range (HAMMER) Smart Bomb yang nantinya akan digunakan pada pesawat tempur Rafale.

Pindad berperan untuk memproduksi badan dan isi bahan peledak untuk bom. Adapun kerja sama lainnya yang bakal dilakukan, yaitu di bidang optronic, sistem kendali dan kerja sama lain yang akan digali bersama. Sigit mengatakan bahwa dengan kerja sama ini kedepan Pindad akan memiliki kemampuan menghasilkan dan mengembangkan produk smart guided bomb.

Baca Juga

“PT Pindad memiliki kemampuan mengembangkan produk dan juga memproduksi MK-82 yang digunakan di Rafale menjadi salah satu faktor kita menjalin kerja sama dengan Safran, pabrikan yang memiliki reputasi tinggi di bidang pertahanan dengan smart guided bomb-nya," kata Sigit dalam keterangan tertulis resminya di Jakarta, Kamis (14/4/2022).

"Safran sangat serius menjalin kerjasama pengembangan smart guided bomb MK-82 dengan Pindad yang akan memproduksi dan safran sebagai penyedia guidance kit sehingga kedepan Pindad juga akan memiliki kemampuan tersebut disesuaikan dengan kondisi di Indonesia," sambungnya.

Sigit menjelaskan, dengan strategic partnership yang dilakukan, PT Pindad akan menjadi lead integrator dan memperkuat kemampuan ekosistem industri pertahanan di dalam negeri. "Sesuai amanah UU 16 tahun 2012 tentang Industri Pertahanan, lead integrator produk pertahanan harus dari domestik, kita membangun kemampuan defend id yang lebih kuat dan menjalin networking strategic partnership dengan mitra global dimana Safran merupakan salah satunya," ungkap dia.

Diharapkan kerja sama ini menjadikan PT Pindad sebagai mitra strategis bagi Safran serta membuktikan bahwa industri pertahanan dalam negeri baik dari sisi teknologi dan kapabilitasnya mampu memproduksi dan mengembangkan produk berkualitas tinggi. Setelah pembahasan dan diskusi produk, Sigit beserta delegasi Safran kemudian melaksanakan plant tour untuk meninjau fasilitas produksi tempa dan cor, serta machining perusahaan. Selanjutnya, Safran juga meninjau fasilitas produksi munisi kaliber besar di Divisi Munisi Turen, Malang pada tanggal 13 April 2022.

Indonesia dan Prancis telah menjalin kerja sama pertahanan yang kuat, khususnya dalam bidang pertahanan. Pada 10 Februari 2022 lalu, Indonesia resmi membeli 42 unit pesawat tempur Rafale Prancis. Penandatanganan kontrak akuisisi atas 42 pesawat Rafale generasi baru ini dilaksanakan di hadapan Menteri Angkatan Bersenjata Prancis Florence Parly, Menteri Pertahanan Republik Indonesia Prabowo Subianto.

photo
Negara Pembeli Jet Tempur Rafale - (dw/aljazirah/france24)

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement