Kamis 14 Apr 2022 14:48 WIB

Kapal Penjelajah Rusia Terbakar di Laut Hitam

Kebakaran di kapal penjelajah rudal milik Rusia menyebabkan amunisi meledak

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Christiyaningsih
Dalam frame grab yang disediakan oleh layanan pers Kementerian Pertahanan Rusia, rudal jelajah jarak jauh Kalibr diluncurkan oleh kapal Angkatan Laut Rusia di Mediterania timur, Jumat, 19 Agustus 2016.
Foto: AP/Russian Defense Ministry Press S
Dalam frame grab yang disediakan oleh layanan pers Kementerian Pertahanan Rusia, rudal jelajah jarak jauh Kalibr diluncurkan oleh kapal Angkatan Laut Rusia di Mediterania timur, Jumat, 19 Agustus 2016.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Kapal angkatan laut Rusia pada Kamis (14/4/2022) terbakar di Laut Hitam. Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan kebakaran di kapal penjelajah rudal Moskva menyebabkan amunisi meledak.

Sejauh ini penyebab terbakarnya kapal belum diketahui. Namun Gubernur Odesa, Maksym Marchenko, mengatakan kapal Moskva telah dihantam oleh dua rudal jelajah anti-kapal Neptunus buatan Ukraina.

Baca Juga

"Rudal Neptunus yang menjaga Laut Hitam menyebabkan kerusakan yang sangat serius," kata Marchenko.

Kementerian Pertahanan Ukraina tidak menanggapi permintaan komentar dan Reuters tidak dapat memverifikasi klaim kedua belah pihak. Ini adalah kapal besar kedua Moskow yang mengalami kerusakan serius sejak dimulainya perang di Ukraina.  Bulan lalu Ukraina mengklaim telah menghancurkan kapal pendukung pendaratan Rusia, Orsk, di Laut Azov.

Angkatan Laut Rusia telah meluncurkan rudal jelajah ke Ukraina. Operasi militer Rusia di Laut Hitam sangat penting untuk mendukung operasi darat di selatan dan timur Ukraina. Kantor berita Rusia mengatakan Moskva, yang ditugaskan pada 1983, dipersenjatai dengan 16 rudal jelajah "Vulkan" anti-kapal dengan jangkauan setidaknya 700 kilometer.  

Kementerian Pertahanan Rusia pada Rabu (13/4/2022) menyebut sebanyak 1.026 tentara dari Brigade Marinir ke-36 Ukraina, termasuk 162 perwira, telah menyerah di Mariupol. Kini, kota pelabuhan itu sepenuhnya berada di bawah kendali Rusia.

Sebelum menyerah, para marinir Ukraina bersembunyi di distrik industri Azovstal. Menyerahnya marinir Ukraina dapat memberi Rusia kendali penuh atas pelabuhan utama Laut Azov di Ukraina. Termasuk memperkuat koridor darat selatan dan memperluas pendudukannya di Ukraina timur.

Staf umum Ukraina mengatakan pasukan Rusia menyerang Azovstal dan pelabuhan.

"Pasukan Rusia meningkatkan aktivitas mereka di front selatan dan timur, berusaha membalas kekalahan mereka," kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.

Wartawan Reuters yang menemani separatis yang didukung Rusia melihat api mengepul dari daerah Azovstal pada Selasa (12/4/2022), sehari setelah Brigade Marinir ke-36 Ukraina mengatakan pasukannya kehabisan amunisi. Pada Rabu, Ukraina memperingatkan bahwa Rusia meningkatkan upaya serangan di selatan dan timur karena berusaha menguasai Mariupol. Sementara pemerintah Barat memberikan lebih banyak bantuan militer untuk mendukung Kiev.

Serangan Kremlin di Ukraina selama hampir tujuh minggu tidak berjalan sesuai rencana. Rusia terpaksa mundur dari beberapa daerah di utara Ukraina.

Ukraina mengatakan puluhan ribu orang diyakini telah tewas di Mariupol. Ukraina menuduh Rusia memblokir konvoi bantuan kepada warga sipil yang terdampar di kota pelabuhan tersebut.

Moskow menyalahkan Ukraina atas kematian warga sipil. Mereka juga menuding Kiev merendahkan angkatan bersenjata Rusia. Di desa Lubianka barat laut Kiev, tertulis sebuah pesan untuk Ukraina di dinding sebuah rumah yang telah ditempati oleh pasukan Rusia.  

"Kami tidak menginginkan ini, maafkan kami," kata tulisan itu.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement