REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Bandung menargetkan penghimpunan zakat sebanyak Rp 31 miliar untuk Ramadhan tahun ini, naik Rp 2 miliar dibanding tahun sebelumnya. Dari target tersebut, sejauh ini Baznas telah menerima sekitar Rp 6 miliar untuk pembayaran zakat fitrah.
“Ada yang melalui UPZ (unit pengumpul zakat), ada juga yang melalui platform digital. kebanyakan sih lewat UPZ, jadi langsung pembayaran ke Baznas,” kata Wakil Ketua 1 Bidang Penghimpunan Baznas Kota Bandung Arif Nurrahman saat dihubungi Republika, Kamis (14/4/2022).
Meski baru mencapai sekitar 20 persen dari target, Arif mengatakan bahwa animo masyarakat Kota Bandung untuk berzakat sudah menunjukkan kenaikan, merujuk pada maraknya gerakan zakat dan masifnya perkembangan lembaga zakat di Kota Bandung. Namun dia mengakui bahwa pemahaman masyarakat masih rendah, salah satunya dengan minimnya pengetahuan mengenai jenis-jenis zakat hingga hakikat dan fungsi zakat.
“Kebanyakan masyarakat hanya tau zakat fitrah saja, sedangkan zakat mall, zakat profesi, atau jenis zakat lainnya masih banyak yang belum dipahami,” kata dia.
“Pemahaman tentang zakat juga masih minim dan masih dipahami sebagai ibadah ritual saja,” sambungnya.
Upaya yang dilakukan Baznas, kata Arif, adalah dengan menggencarkan kampanye sosialisasi dan edukasi. Dia mengatakan, aspek yang perlu ditanamkan dalam rangka sosialiasai dan edukasi ini adalah hakikat zakat sebagai gerakan ekonomi yang dapat membantu menggeliatkan pertumbuhan ekonomi nasional, pengentasan kemiskinan dan dan peningkatan kesejahteraan.
“Kita mulai dengan merevitalisasi UPZ yang selama ini ada, biasanya kan mereka hanya mengelola zakat fitrah saja, kita mulai penguatan zakat dengan membangun UPZ tingkat kecamatan,” ungkapnya.
Selain meningkatkan seluruh UPZ di Kota Bandung, sekitar 30 UPZ, Baznas juga menggencarkan kerjasama dengan organisasi dan lembaga kemasyarakatan, dengan harapan dapat mempercepat penyebaran informasi dan agenda sosialisasi tentang zakat. Baznas, kata dia, juga bekerjasama dengan Pemerintah Kota Bandung, dalam hal ini Diskominfo, untuk membuat konten-konten edukasi mengenai zakat, infaq dan sedekah (ZIS).
“Kita juga mencoba mengeksplor program pendayagunaan masyarakat agar manfaat zakat dapat langsung terasa. Kita juga buat program zakat on the spot, kita bangun pola edukasi dan praktik, dimana selain mendapatkan sosialisasi, masyarakat bisa langsung melakukan zakat di tempat, itu juga akan dikemas dalam konten digital,” jelasnya.