REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ulama dan pemikir asal Turki, Badiuzzaman Said Nursi menjelaskan, Ramadhan merupakan bulan diturunkanya Alquran. Menurut dia, banyak hikmah puasa Ramadhan yang tertuju kepada turunnya Alquran.
Karena Alquran telah turun pada bulan Ramadhan yang penuh berkah, kata dia, maka jiwa harus bersih dari berbagai keinginan hina dan jauh dari berbagai perkara buruk guna bersiap-siap menyambut kalam samawi tersebut dengan baik.
Caranya yaitu dengan menghadirkan hati pada saat turunnya di bulan ini serta menyerupai kondisi malaikat dengan tidak makan dan tidak minum, membaca Alquran al-Karim seakan-akan ayat-ayat baru turun kembali, menyimaknya dengan khusyuk, serta mendengarkan pesan ilahi tersebut agar bisa meraih kondisi spiritual yang mulia seakan-akan si pembaca mendengar langsung dari Rasul SAW.
“Atau, seakan-akan ia mendengarnya dari Jibril. Atau bahkan mendengarnya dari Sang Penutur Azali, Allah Ta’ala. Kemudian ia menyampaikan dan membacakannya kepada orang lain seraya menjelaskan salah satu hikmah turunnya,” jelas Nursi dikutip dari bukunya yang berjudul “Misteri Puasa, Hemat, dan Syukur” terbitan Risalah Nur Press.
Lebih lanjut, Nursi mengatakan, pada bulan Ramadhan yang penuh berkah dunia Islam berubah menjadi seperti masjid. Ia sungguh merupakan masjid besar yang setiap sudutnya bergemuruh oleh jutaan penghafal Alquran.
“Mereka membacakan firman ilahi tersebut dan memperdengarkannya kepada seluruh penduduk bumi,” kata Nursi.
Dengan sangat indah dan terang, menurut dia, bulan Ramadhan memperlihatkan kebenaran ayat yang berbunyi,
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ
“Bulan ramadhan (adalah bulan) yang di dalamnya diturunkan Alquran.” (QS Al-Baqarah [2]: 185).
Hal itu menegaskan bahwa bulan Ramadhan benar-benar merupakan bulan Alquran. Adapun kelompok lain dari jamaah yang besar tersebut ada yang mendengar para penghafal Alquran dengan penuh khusyuk dan ada pula yang membaca ayat-ayat Alquran untuk dirinya sendiri.