REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada Rabu (14/4/2022) mengumumkan bantuan tambahan berupa peralatan militer senilai 800 juta dolar AS (Rp11,48 triliun) bagi Ukraina. Bantuan akan termasuk artileri berat dalam mengantisipasi kemungkinan serangan yang lebih luas oleh Rusia di Ukraina bagian timur.
Paket baru itu menjadikan total bantuan militer sejak pasukan Rusia meluncurkan invasi ke Ukraina pada Februari bernilai 2,5 miliar dolar (Rp35,86 triliun).
"Total bantuan tersebut antara lain termasuk sistem artileri, kendaraan lapis baja, serta kapal nirawak penjagaan pantai," kata Biden melalui pernyataan setelah berbicara melalui telepon dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.
Biden mengatakan ia juga sudah menyetujui pengiriman sejumlah helikopter tambahan. Ia mengatakan Ukraina sangat perlu mendapat peralatan dalam menghadapi invasi."Kita tak bisa istirahat sekarang. Seperti saya yakinkan kepada Presiden Zelenskyy, rakyat Amerika akan terus bersatu dengan rakyat Ukraina yang berani dalam perjuangan mereka memperoleh kebebasan," kata Biden dalam pernyataan tertulis.
Paket baru bantuan antara lain juga mencakup 11 helikopter Mi-17, yang sebelumnya dialokasikan bagi Afghanistan sebelum pemerintahan dukungan AS di negara itu jatuh tahun lalu.Selain itu, ada 18 meriam 155mm, 40 ribu amunisi artileri, sejumlah radar, 200 kendaraan lapis baja pengangkut personel, dan 300 lagi drone Swtichblade.
Amerika baru kali ini memberikan bantuan berupa meriam laras panjang dengan daya tembak tinggi bagi Ukraina.
Juru bicara Departemen Pertahanan AS John Kirby mengatakan bahwa sebagian sistem pertahanan itu, seperti meriam dan radar, perlu disertai dengan pelatihan tambahan bagi pasukan Ukraina yang tidak terbiasa menggunakan peralatan militer Amerika.