REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Wali Kota Pontianak, Kalimantan Barat, Edi Rusdi Kamtono menyatakan, penyelenggaraan Festival Meriam Karbit tahun ini kembali ditiadakan sebagaimana tahun lalu. Namun, untuk permainan meriam karbit tetap diperkenankan.
"Kalau masyarakat ingin memainkan meriam karbit silakan, tetapi tahun ini kita tidak menggelar festival seperti tahun-tahun sebelumnya," kata Edi Rusdi Kamtono di Pontianak, Kamis (14/4/2022).
Sejak awal pandemi Covid-19, yakni tahun 2020 festival yang banyak menyedot perhatian masyarakat ini sementara ditiadakan. Langkah itu diambil sebagai upaya mencegah kerumunan orang di tengah kondisi pandemi Covid-19. "Insya Allah tahun depan kita akan gelar supaya lebih meriah lagi," kata dia.
Meski permainan rakyat yang dimainkan di tepian Sungai Kapuas ini diperkenankan, namun Edi berharap masyarakat tetap menjaga protokol kesehatan mengingat pandemi Covid-19 belum berakhir. Menurut dia, apabila ada warga yang merasa sakit atau tidak enak badan, sebaiknya tidak ikut memainkan atau menyaksikan permainan berbahan bakar karbit tersebut.
"Artinya warga masyarakat yang merasa sakit, kalau bisa jangan memaksakan diri untuk datang nonton atau berkerumun. Sebaiknya istirahat di rumah saja untuk mengembalikan stamina," kata dia.
Meriam Karbit sudah mengakar dalam tradisi masyarakat Kota Pontianak setiap bulan Ramadhan dan malam menyambut Hari Raya Idul Fitri, terutama di kalangan masyarakat yang bermukim di tepian Sungai Kapuas. Meriam karbit juga ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Meriam karbit terbuat dari bahan kayu dengan karbit sebagai bahan bakar untuk membunyikannya. Suara dentumannya menggelegar hingga terdengar dari jarak kejauhan.