Jumat 15 Apr 2022 09:12 WIB

Resmi, Pengadilan Argentina Nyatakan Kematian Maradona Masuk Kategori Pembunuhan

Delapan orang dihadapkan pada dakwaan pembunuhan terkait wafatnya Maradona.

Rep: Anggoro Pramudya/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Wali Kota Naples Aurelio De Laurentiis (tengah) dan putranya Edoardo De Laurentiis (kiri) memberikan penghormatan bunga kepada mendiang mantan pemain sepak bola Argentina Diego Armando Maradona menandai peringatan pertama kematiannya di distrik Napoli, Italia, 25 November 2021. Pengadilan Argentina menyatakan kematian Maradona akibat pembunuhan.
Foto: EPA-EFE/CIRO FUSCO
Wali Kota Naples Aurelio De Laurentiis (tengah) dan putranya Edoardo De Laurentiis (kiri) memberikan penghormatan bunga kepada mendiang mantan pemain sepak bola Argentina Diego Armando Maradona menandai peringatan pertama kematiannya di distrik Napoli, Italia, 25 November 2021. Pengadilan Argentina menyatakan kematian Maradona akibat pembunuhan.

REPUBLIKA.CO.ID, BUENOS AIRES -- Kabar terbaru dari investigas terkait kematian legenda timnas Argentina, Diego Armando Maradona menemukan titik terang. Saat ini delapan petugas medis dituduh melakukan kelalaian dalam menerapkan prosedur perawatan.

Maradona tutup usai pada 25 November 2020. Dugaan awal kematian sang legenda Barcelona, Napoli dan Argentina adalah serangan jantung serta emboli paru.

Baca Juga

Kematian tersebut menghadirkan banyak pertanyaan. Itu karena, Maradona meninggal dunia setelah baru saja keluar dari rumah sakit pascaoperasi.

Alhasil pihak keluarga dan teman-temannya segera memperingatkan tim medis apabila mereka tidak mampu memberikan pelayanan terbaik dengan sebagaimana mestinya.

Kini dilansir Football Italia, Jumat (15/4/2022) pengadilan Argentina mengakhiri penyelidikan dengan mengajukan tuntutan terhadap delapan petugas medis, termasuk ahli bedah saraf Leopoldo Luque, psikiater Agustina Cosachov serta enam anggota tim lainnya.

Mereka dituduh telah melakukan pembunuhan lantaran akibat kelalaian medis, dengan bakal dijatuhi hukuman penjara antara lima hingga 25 tahun.

Sementara itu putusan akhir dari penyelidikan adalah bahwa kematian Maradona dapat dihindari dan perilaku staf medis hanya meningkatkan risiko yang dia hadapi, secara efektif meninggalkan pasien.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement