Jumat 15 Apr 2022 15:33 WIB

Bos Twitter Minta Karyawan tidak Terpengaruh Elon Musk

Bos Twitter meyakinkan karyawan bahwa perusahaan tidak disandera tawaran Elon Musk

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Bos Twitter Parag Agrawal meyakinkan karyawan mereka bahwa perusahaan tidak disandera tawaran Elon Musk di media massa. Ilustrasi.
Foto: twitter
Bos Twitter Parag Agrawal meyakinkan karyawan mereka bahwa perusahaan tidak disandera tawaran Elon Musk di media massa. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Bos Twitter meyakinkan karyawan mereka bahwa perusahaan tidak "disandera" tawaran Elon Musk di media massa, bahwa dia ingin membeli platform tersebut. CEO Twitter Parag Agrawal dalam sesi tanya-jawab internal melalui aplikasi Slack meminta karyawan untuk tetap fokus.

Agrawal menegaskan bahwa sebagai pekerja mereka bisa mengatur apa yang terjadi. Demikian dilaporkan Reuters mengutip seorang narasumber yang dirahasiakan.

Baca Juga

Agrawal berkata dewan perusahaan terus meninjau tawaran Elon Musk tapi dia belum bisa membagikan informasi lebih banyak. Elon Musk menawarkan untuk membeli Twitter seharga 43 miliar dolar Amerika Serikat. Salah seorang karyawan Twitter menanyakan bagaimana perusahaan memutuskan untuk menawarkan Musk masuk dewan direksi.

"Apakah kita akan mulai mengundang miliuner mana pun ke direksi?" tanya salah seorang staf Twitter.

Agrawal mengatakan direksi bertindak yang terbaik untuk kepentingan pemegang saham. "Saya punya pandangan yang kuat bahwa orang-orang yang penting untuk layanan kita, suara meraka adalah sesuatu yang penting, yang harus kita garis bawahi supaya kita bisa belajar dan menjadi lebih baik," kata dia.

Seorang karyawan lainnya bertanya bagaimana Agrawal menilai definisi kebebasan berbicara yang dicetuskan Musk dan apakah hal itu sejalan dengan pendekatan yang dilakukan Twitter. Agrawal tidak menjawab pertanyaan tersebut secara langsung. Namun, ia menyatakan perusahaan berfokus untuk memperbaiki percakapan yang sehat di platform mikroblog tersebut. Juru bicara Twitter menolak memberikan komentar tentang pertemuan tersebut.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement