Jumat 15 Apr 2022 17:06 WIB

Ramadhan di Turki di Bawah Bayang-Bayang Pertempuran Politik

Suara Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) yang berkuasa kian turun.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Ani Nursalikah
Orang-orang berbuka puasa dengan latar belakang Masjid Sultan Ahmed yang ikonik, lebih dikenal sebagai Masjid Biru, dihiasi dengan lampu dan slogan bertuliskan Ramadhan adalah cinta, menandai bulan Ramadhan, di distrik bersejarah Sultan Ahmed di Istanbul, Turki,  Selasa (13/4). Ramadhan di Turki di Bawah Bayang-Bayang Pertempuran Politik
Foto: AP / Emrah Gurel
Orang-orang berbuka puasa dengan latar belakang Masjid Sultan Ahmed yang ikonik, lebih dikenal sebagai Masjid Biru, dihiasi dengan lampu dan slogan bertuliskan Ramadhan adalah cinta, menandai bulan Ramadhan, di distrik bersejarah Sultan Ahmed di Istanbul, Turki, Selasa (13/4). Ramadhan di Turki di Bawah Bayang-Bayang Pertempuran Politik

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Pada Ramadhan kali ini, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengunjungi sejumlah rumah yang berbeda. Tahun ini, Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) yang berkuasa berfokus pada kaum muda. Sebab, suara mereka untuk AKP kian menurun.

Untuk mencapai tujuannya, pejabat AKP melakukan beberapa strategi, seperti menyelenggarakan acara buka puasa bersama dan sahur dengan berbagai kelompok anak muda. Sejak 2016, Erdogan telah menyarankan pejabat AKP menahan diri dari menghadiri pertemuan mewah selama Ramadhan.

Baca Juga

Tahun ini, partai-partai yang berkuasa secara terbuka memperingatkan anggotanya untuk tidak bergabung dengan hidangan berbuka puasa dan sahur yang mewah di tengah gejolak ekonomi. Namun, pada pertemuan sahur yang diadakan pada 7 April lalu di kota Agri, yang mayoritasnya orang Kurdi, memicu kegemparan publik.

Agri yang terletak di sepanjang perbatasan Turki dengan Iran, dikenal sebagai salah satu kota termiskin di Turki. Silaturahim sahur di Agri yang diselenggarakan oleh Karang Taruna AKP menjadi viral setelah Ketua Karang Taruna AKP di Agri Halil Ibrahim Selcuk mengunggah video kebersamaan tersebut di media sosial.

Tak disangka, video tersebut membuat marah berbagai lapisan masyarakat. Sebagian umat Islam mempertanyakan keaslian video, sementara yang lain mempertanyakan pihak yang mendanai pertemuan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement