REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia mengancam akan mengintensifkan serangan ke ibu kota Ukraina, Kiev. Hal itu sebagai respons atas sejumlah serangan yang dilakukan kelompok nasionalis Ukraina ke tanah Rusia.
“Jumlah dan skala serangan rudal terhadap sasaran di Kiev akan meningkat sebagai tanggapan atas setiap serangan teroris atau sabotase yang dilakukan oleh rezim nasionalis Kiev di wilayah Rusia,” kata Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Rusia dalam sebuah pernyataan, Jumat (15/4/2022).
Mereka pun mengungkapkan, pasukan Rusia telah menyerang sebuah pabrik militer di luar Kiev pada Kamis (14/4/2022) malam. Serangan dilakukan dengan menggunakan rudal jarak jauh berbasis laut Kalibr. “Sebagai akibat dari serangan di pabrik pembuat mesin Zhulyansky 'Vizar', bengkel untuk produksi serta perbaikan sistem rudal anti-pesawat jarak jauh dan menengah, serta rudal anti-kapal, dihancurkan,” kata Kemenhan Rusia.
Kemenhan Rusia menyebut, sistem rudal S-400 berhasil menembak jatuh sebuah helikopter Mi-8 milik Ukraina. Helikopter itu sebelumnya melakukan serangan terhadap warga sipil di wilayah Klimovo, Bryansk, yang tak jauh dari perbatasan Rusia-Ukraina. Setidaknya delapan warga terluka akibat serangan helikopter tersebut.
Ukraina telah membantah helikopternya melakukan serangan ke sebuah Klimovo, Bryansk. Kiev justru menuding Moskow membuat insiden tersebut untuk membangkitkan histeria anti-Ukraina di Rusia.
Sebelumnya Rusia sudah melayangkan ancaman akan melancarkan serangan ke Kiev jika Ukraina terus berupaya menargetkan objek-objek di wilayah Rusia. “Kami melihat upaya sabotase dan serangan oleh pasukan Ukraina pada objek-objek di wilayah Federasi Rusia. Jika kasus seperti itu berlanjut, Angkatan Bersenjata Federasi Rusia akan menyerang pusat-pusat pengambilan keputusan, termasuk di Kiev, yang sejauh ini telah ditahan oleh tentara Rusia,” kata juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia Mayor Jenderal Igor Konashenkov, Rabu (13/4/2022), dilaporkan kantor berita Rusia, TASS.
Menurut Konashenkov, saat ini pasukan Rusia telah berhasil menguasai Mariupol dan membebaskan wilayah tersebut dari kelompok Nazi Azov. “Di kota Mariupol, pelabuhan komersial telah sepenuhnya dibebaskan dari militan Nazi dari formasi Azov. Semua sandera yang ditahan oleh Nazi di kapal-kapal pelabuhan, termasuk yang asing, telah dibebaskan,” ucapnya.
Batalion Azov adalah milisi sayap kanan yang sekarang menjadi bagian dari Garda Nasional Ukraina. Sebelumnya Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa lebih dari 1.000 marinir Ukraina telah menyerah di pelabuhan Mariupol.
Mariupol adalah salah satu medan pertempuran tersengit antara Rusia dan Ukraina. Pasukan Rusia telah membombardir dan mengepung wilayah itu selama berminggu-minggu. Jika Rusia mengambil alih Mariupol, ia akan menjadi kota besar pertama yang jatuh sejak tentara Moskow menginvasi Ukraina pada 24 Februari lalu.