Sejumlah kapal fregat, jet tempur dan pesawat pembom milik Cina hari Jumat (15/04) dikerahkan ke Laut Cina Timur untuk melakukan penyisiran perairan di sekitar Taiwan. Manuver itu bukan kebetulan, melainkan diniatkan oleh Beijing sebagai demonstrasi kekuatan.
"Operasi ini adalah respons atas isyarat-isyarat keliru yang disampaikan Amerika Serikat dalam isu Taiwan,” kata juru bicara Komando Timur Pasukan Pembebasan Rakyat (PLA), Shi Yilu, di stasiun televisi pemerintah.
Dia merujuk pada kunjungan sekelompok anggota Kongres AS ke Taipei. Pada saat latihan militer Cina digelar, sebuah delegasi petinggi AS yang dipimpin Senator Bob Menendez sedang melakukan pertemuan dengan Presiden Tsai Ing-wen.
"Tindakan buruk AS dan trik yang mereka gunakan sangat mematikan dan berbahaya. Mereka yang bermain dengan api akan terbakar sendiri,” imbuh juru bicara PLA.
Amerika Serikat tidak mengakui kedaulatan Taiwan, namun berkomitmen untuk melindungi kemerdekaannya dari Cina. Menendez mengakui pemerintah di Beijing akan merasa "sangat tidak bahagia” atas kunjungan Kongres AS.
Namun dukungan Washington terhadap Taipei bernilai strategis bagi kepentingan nasional.
Komitmen dari Washington untuk Taiwan
"Taiwan memproduksi 90 persen semikonduktor berkualitas tinggi. Negara ini penting untuk dunia global,” kata Menendez. "Sebab itu kita harus menyadari bahwa keamanan Taiwan memiliki implikasi global,” imbuhnya.
Dia merujuk pada Taiwan Semiconductor Manufacturing Company (TSMC) yang mengoperasikan pabrik lempengan silikon terbesar di dunia. Di sana, TSMC memproduksi microchip termutakhir yang digunakan untuk smartphone dan komputer, kendaraan bermotor atau bahkan peluru kendali.
Di tengah kelangkaan microchip yang sempat memaksakan penghentian sementara produksi pada industri komputer dan otomotif, TSMC diharapkan akan mampu menstabilkan pasokan global.
Menendez secara sengaja menyebut Taiwan sebagai "negara” selama kunjungannya di Taipei. Istilah itu dianggap tabu dan selama ini menjamin respons keras dari Beijing. Namun menurut Menendez, berkaca pada invasi Rusia terhadap Ukraina, AS semakin berkomitmen melindungi Taiwan.
"Kami akan berdiri bersama Anda,” katanya. "Mengkhianati Taiwan sama saja mengkhianati demokrasi dan kebebasan.”
Delegasi Kongres AS tiba pada Kamis (14/04) malam setelah melakukan lawatan di Australia dan mereka dijadwalkan menetap selama dua hari di Taiwan. Di sana, mereka bertemu dengan Presiden Tsai Ing-wen, Menteri Luar Negeri Joseph Wu dan Menteri Pertahanan Chiu Kuo-cheng.
rzn/as (rtr,ap)