REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Berbagai pihak mencoba meredakan suasana usai serangan polisi anti-huru-hara Israel di dalam kompleks Masjid Al Aqsa, Jumat (15/4/2022). Sekitar 152 warga Palestina terluka akibat peluru karet, granat kejut, dan pemukulan dengan tongkat.
Menurut pejabat Palestina, usai serangan tersebut, Mesir, Qatar, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) meningkatkan mediasi antara faksi-faksi Palestina yang dipimpin oleh kelompok Islam Hamas dan Israel. Tindakan ini dalam upaya mencegah eskalasi kekerasan lebih lanjut.
Yordania sebagai penjaga tempat-tempat suci Muslim dan Kristen di Yerusalem Timur mengutuk serangan polisi Israel ke kompleks itu sebagai pelanggaran mencolok. Juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat Ned Price mengatakan ketegangan harus dikurangi.
"Kami menyerukan semua pihak untuk menahan diri, menghindari tindakan dan retorika provokatif, dan melestarikan status quo bersejarah di Haram al-Sharif/Temple Mount," kata Price dalam sebuah pernyataan.