REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Sejumlah warga melaporkan seseorang berinisial SN ke Polda Jawa Barat dalam kasus dugaan penipuan dengan modus arisan bodong. Total kerugian yang dialami para warga akibat kasus tersebut kurang lebih mencapai miliaran.
"Jadi ini kita kena penipuan di mana ada arisan tapi pas saat jatuh tempo tidak di transfer. Awalnya lancar terus sesuai dengan tanggal jatuh tempo, tapi di bulan Maret akhir ini udah mulai ada bermasalah dan orangnya sekarang kabur," ujar salah seorang korban Genya Angelita.
Ia menuturkan para peserta arisan sudah menyetorkan uang kepada SN dengan total mencapai ratusan juta. Total orang yang terkena penipuan tersebut mencapai 76 orang berasal dari berbagai daerah dan sudah melapor ke kepolisian setempat.
"Ini nominalnya ada macam-macam, ada mulai dari yang Rp 5 juta, Rp 2 juta, sampai ratusan juta. Ini yang kena penipuan sekitar 67 yang terdaftar kita dari luar Jakarta, Makassar (laporan) sudah masuk ke kepolisian," katanya.
Genya mengaku sebagian peserta arisan mengenal sosok SN namun sebagian lainnya tidak mengenal. Ia sendiri sudah 5 tahun terakhir tidak bertemu SN dan saat bertemu menawarkan arisan.
"Saya sendiri sudah lima tahun ga ketemu dan pas tahu ini ada tawaran arisan, karena teman kan pasti benar lah karena pernah ada beberapa kegiatan usaha yang lancar saja," katanya.
Ia mengaku sempat menanyakan konsep arisan yang ditawarkan SN dan dijawab yaitu menabung. Namun ia heran tidak terdapat jumlah penyetoran dan ternyata merupakan penipuan.
"Saya memang tanya ini apa, katanya itu arisan, oh ini sudah nabung aja nyimpen uang tapi ternyata penipuan. Jumlah minimal penyetoran tidak ada," katanya.
Korban lain Anti Fatma mengaku pelaku menawarkan kepada peserta arisan yaitu jual beli nomor antrean pemenang arisan dengan harga rendah. Namun saat korban sudah membeli nomor tersebut uang yang dijanjikan tidak diberikan.
"Dia menawarkan membeli nomor antrean pemenang misal nomor antrean bulan Juli Rp 100 juta ditawarkan dibeli Rp 90 juta. Kita beli arisan itu, namun pelaku tidak komit dan tidak membayar ternyata yang menjual diduga tidak ada," katanya.
Ia berharap SN segera ditangkap dan bertanggung jawab atas perbuatannya.Kabid Humas Polda Jabar Kombes Ibrahim Tompo membenarkan telah menerima laporan dari warga yang diduga menjadi korban arisan bodong 14 April kemarin. Pihaknya akan melakukan pendalaman dan mencari alat bukti.
"Benar dilaporkan tanggal 14 April 2022, korban sementara 4 orang," katanya.