Sabtu 16 Apr 2022 14:54 WIB

Zelenskyy Ungkap Ribuan Tentara Ukraina Telah Gugur

Zelenskyy sebut sekitar 2.500 hingga 3.000 tentara Ukraina gugur selama invasi Rusia

Rep: Dwina Agustin/ Red: Christiyaningsih
Seorang tentara Ukraina berdiri dengan latar belakang sebuah rumah apartemen yang hancur dalam penembakan Rusia di Borodyanka, Ukraina, Rabu, 6 April 2022. Zelenskyy sebut sekitar 2.500 hingga 3.000 tentara Ukraina gugur selama invasi Rusia. Ilustrasi.
Foto: AP/Efrem Lukatsky
Seorang tentara Ukraina berdiri dengan latar belakang sebuah rumah apartemen yang hancur dalam penembakan Rusia di Borodyanka, Ukraina, Rabu, 6 April 2022. Zelenskyy sebut sekitar 2.500 hingga 3.000 tentara Ukraina gugur selama invasi Rusia. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan sekitar 2.500 hingga 3.000 tentara Ukraina gugur dalam tujuh minggu perang dengan Rusia. Sedangkan sekitar 10 ribu orang lainnya terluka.

Zelenskyy mengatakan 19 ribu sampai 20 ribu tentara Rusia meninggal dunia dalam perang hingga pekan kedelapan. Moskow mengatakan bulan lalu bahwa 1.351 tentaranya telah gugur dan 3.825 terluka.

Baca Juga

Menurut Zelenskyy, situasi militer di selatan dan timur masih sangat sulit, sambil memuji kerja angkatan bersenjatanya. "Keberhasilan militer kami di medan perang benar-benar signifikan, signifikan secara historis. Namun mereka masih belum cukup untuk membersihkan tanah kami dari penjajah. Kami akan mengalahkan mereka lagi," katanya dalam pidato video larut malam.

Dalam panggilan terbaru, Zelenskyy kembali meminta sekutu untuk mengirim senjata yang lebih berat dan meminta embargo internasional atas minyak Rusia. Menurut laporan Washington Post, dia telah meminta Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden agar negara itu menunjuk Rusia sebagai sponsor negara terorisme, bergabung dengan Korea Utara, Kuba, Iran, dan Suriah.

Juru bicara Gedung Putih menanggapi laporan itu dengan mempertimbangkan segala kemungkinan. "Kami akan terus mempertimbangkan semua opsi untuk meningkatkan tekanan pada Putin," ujarnya.

Pertempuran sengit masih berlangsung di Mariupol saat Ukraina mengatakan mencoba untuk mematahkan pengepungan Rusia di kota pelabuhan tenggara. Rumah bagi 400 ribu orang sebelum invasi Rusia ini kini telah menjadi puing-puing. Ribuan warga sipil meninggal dan puluhan ribu masih terperangkap.

"Situasi di Mariupol sulit dan sulit. Pertempuran sedang terjadi sekarang. Tentara Rusia terus-menerus memanggil unit tambahan untuk menyerbu kota," kata juru bicara Kementerian Pertahanan Ukraina Oleksandr Motuzyanyk menekankan Rusia belum sepenuhnya menguasai wilayah itu.

Jika Moskow merebut Mariupol, itu akan menjadi kota besar pertama yang jatuh ke tangan Moskow. Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan telah merebut pabrik baja Illich di kota itu tetapi laporan itu tidak dapat dikonfirmasi. Para pembela Ukraina sebagian besar diyakini bertahan di Azovstal, pabrik baja besar lainnya.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement