Ahad 17 Apr 2022 05:32 WIB

Tak Biasa, Korut Rayakan Kelahiran Pendiri Negara tanpa Parade Militer

hanya ada kembang api, prosesi rutin, dan gala di alun-alun dalam perayaan di Korut

Rep: Febryan. A/ Red: Nur Aini
Dalam foto yang disediakan oleh pemerintah Korea Utara, pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menghadiri pertemuan Komite Sentral Partai Buruh yang berkuasa di Pyongyang, Korea Utara pada 19 Januari 2022.
Foto: AP/KCNA via KNS
Dalam foto yang disediakan oleh pemerintah Korea Utara, pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menghadiri pertemuan Komite Sentral Partai Buruh yang berkuasa di Pyongyang, Korea Utara pada 19 Januari 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Korea Utara merayakan hari kelahiran pendirinya, mendiang Kim Il Sung pada Jumat (15/4/2022). Uniknya, perayaan kali ini tanpa parade militer, hanya ada kembang api, prosesi rutin, dan gala di alun-alun.

Biasanya, setiap perayaan hari lahir Kim Il Sung atau Hari Matahari, Pemerintah Korea Utara selalu mempamerkan persenjataan terbarunya. Tak heran, sejumlah analis serta pejabat Korea Selatan dan Amerika Serikat memperkirakan Pyongyang akan mempamerkan persenjataan baru atau uji coba senjata nuklir dalam perayaan tahun ini. Terlebih, Pyongyang juga melakukan uji coba rudal balistik antarbenua (ICBM) sekitar tiga pekan lalu, tepat ketika perang Rusia-Ukraina sedang memanas.

Baca Juga

Nyatanya, kebiasaan dan perkiraan itu tak terjadi. Mengutip laporan Aljazirah, media pemerintah Korea Utara tak menyebutkan adanya parade militer apapun pada hari perayaan kemarin.

Menurut kantor berita Korea Utara, KCNA, perayaan tahun ini awalnya diisi dengan kunjungan Pemimpin Kim Jong-un ke makam kakeknya itu. Kim Jong-un lantas menghadiri pertemuan nasional dan prosesi publik di Lapangan Kim Il Sung di Kota Pyongyang, tapi tak menyampaikan pidato apa pun.

Pertemuan itu hanya diisi oleh pidato dari seorang pejabat senior Korea Utara. Dia menyatakan bahwa Korea Utara akan mengatasi semua kesulitan dan selalu muncul sebagai pemenang, demikian dilaporkan KCNA.

KCNA juga melaporkan kegiatan gala malam di alun-alun itu lewat cuplikan langsung. Selain pidato, acara di alun-alun juga dimeriahkan dengan konser musik, pameran seni, dan seminar ideologis.

Ada juga festival cahaya di pusat Pyongyang, dengan air mancur menari dan perahu hias di Sungai Taedong. Festival itu "menggambarkan secara artistik" rumah asli Kim Il Sung dan "gunung suci revolusi, Gunung Paektu,".

Warga setempat pun bisa berfoto di depan gapura tempat festival cahaya itu. Pada gapura itu tertera kalimat seperti "Pyongyang adalah yang Terbaik" dan "Kami Adalah yang Paling Bahagia di Dunia".

Warga Korea Utara sangat senang melihat festival cahaya semacam itu. "Saya datang untuk melihat festival pencahayaan bersama putri saya. Melihatnya hari ini, itu sangat keren. Hal yang paling mengesankan khususnya adalah yang mengatakan 'kemandirian'," kata Ri Bom Chol, seorang dokter berusia 40 tahun, kepada reporter kantor berita AFP di Pyongyang.

Untuk diketahui, bapak pendiri Korea Utara, Kim Il Sung meninggal pada 1994. Dia lantas dikultuskan karena dianggap sebagai 'presiden abadi' negara itu, sehingga jasadnya diawetkan dan disemayamkan di sebuah ruangan berlampu merah di Istana Matahari Kumsusan di pinggiran ibu kota.

Orang Korea Utara diajarkan sejak lahir untuk menghormati Kim Il Sung dan putranya Kim Jong Il. Semua orang dewasa memakai lencana yang menggambarkan satu atau kedua pria itu.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement