REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Kelompok Palestina Hamas menyampaikan sedang melakukan komunikasi dengan PBB dan negara-negara regional untuk menghindari eskalasi dengan Israel. Langkah ini diperlukan di tengah meningkatkan ketegangan di Yerusalem Timur.
"Yerusalem dan Masjid Al-Aqsa adalah garis merah dan bahwa setiap provokasi akan dibalas dengan konfrontasi," kata pemimpin Hamas Izzat al-Rishq memperingatkan, seperti dilansir Yeni Safak, Sabtu (16/4).
Pesan tersebut telah disampaikan oleh pihak Hamas kepada para mediator. Al-Rishq juga mengingatkan bahwa Hamas tidak mencari perang baru di Gaza. Namun resistensi akan dilakukan menyusul berbagai perkembangan yang terjadi dan memiliki pemicunya.
"Kami adalah satu umat, dan jika tempat suci kami dilanggar, orang-orang kami di semua wilayah akan memiliki tugas untuk membela mereka," tambahnya.
Sebelumnya, pada Jumat kemarin, kepala politik Hamas Ismail Haniyeh mengadakan panggilan telepon dengan pejabat Mesir dan PBB untuk membahas situasi di kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem. Puluhan warga Palestina telah terluka dalam bentrokan dengan pasukan Israel di halaman kompleks Masjid Al-Aqsa pada Jumat (15/4).
Ketegangan saat ini telah menimbulkan kemungkinan konfrontasi militer antara Hamas dan Israel seperti tahun lalu di saat terjadi eskalasi di Yerusalem yang memicu pukulan keras terburuk dalam beberapa tahun di Jalur Gaza. Akibatnya, kala itu, lebih dari 260 warga Palestina dan 13 warga Israel tewas.
Di tahun ini, ketegangan meningkat di seluruh wilayah Palestina sejak awal April ketika Israel melakukan serangan berulang kali untuk menangkap orang-orang Palestina yang "dicari". Bentrokan pun meletus antara pasukan Israel dan warga Palestina di Masjid Al-Aqsha setelah Sholat Subuh pada Jumat (15/4) pagi di halaman Masjid Al Aqsa yang menyebabkan 153 warga Palestina terluka.
Otoritas Urusan Tahanan dan Mantan Tahanan Palestina mengatakan polisi Israel menangkap 400 warga Palestina dari masjid. Israel bahkan telah menyerang selain warga Palestina juga anggota medis dan wartawan di Masjid Al-Aqsa.
Menurut pejabat Palestina, usai serangan pada Jumat (15/4) tersebut, Mesir, Qatar, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) meningkatkan mediasi antara faksi-faksi Palestina yang dipimpin oleh kelompok Islam Hamas dan Israel. Tindakan ini dalam upaya mencegah eskalasi kekerasan lebih lanjut.
(Umar Mukhtar)