REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) mengadakan sejumlah program unggulan, antara lain transisi energi bersih dengan konversi kompor elpiji ke kompor induksi atau listrik menyongsong pelaksanaan Presidensi G20 Indonesia.
Manajer Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) PLN Bali Selatan, Bobby Cristya Surya, di Denpasar, Bali, mengatakan, PLN telah menyiapkan konversi kompor elpiji ke kompor induksi dalam upaya menciptakan energi bersih, terlebih Bali sebagai tuan rumah pelaksanaan Presidensi G20. Ia mengatakan program konversi dari kompor elpiji ke kompor induksi ini secara nasional dipilih dua kota, yakni Kota Denpasar di Provinsi Bali dan Kota Surakarta di Jawa Tengah.
Sebagai langkah awal program ini akan dimulai di Kecamatan Denpasar Selatan sebagai proyek percontohan (pilot project), katanya. "Nantinya perangkat kompor induksi ini akan diberikan kepada 950 pelanggan rumah tangga kategori keluarga penerima manfaat plus kepada 50 UMKM yang dijadikan percontohan penggunaan kompor induksi," kata Bobby.
Ia mengatakan, setelah di Kecamatan Denpasar Selatan, akan berlanjut di kecamatan lain dan daerah di Bali lainnya. Karena manfaat penggunaan kompor induksi ini bisa menghemat anggaran pembelian gas sekitar 39 persen.
Menurut Bobby, penggunaan kompor induksi dapat memudahkan masyarakat karena lebih praktis dan efisien. Tujuannya selain untuk mensukseskan program transisi energi dalam rangka KTT G20 tahun 2022 juga menjadi wujud riil implementasi Pergub 45/2019 tentang Energi Bersih serta menunjukkan bahwa Bali, khususnya di mulai dari Kota Denpasar sudah siap mendukung transisi energi bersih dan showcase KTT G20.
Wali Kota Denpasar Jaya Negara mengapresiasi program transisi energi bersih dengan konversi kompor gas elpiji ke kompor induksi listrik oleh PLN dalam mendukung Presidensi G20 di Indonesia tahun 2022 dan menjadikan Kota Denpasar sebagai projek percontohan. "
Untuk itu, transisi energi bersih di Kota Denpasar perlu mendapat dukungan. Hal ini mengingat adanya ancaman perubahan iklim semakin nyata.
"Namun demikian, dalam penerapan program ini perlu dikaji terlebih dahulu secara lebih mendalam dari berbagai aspek untuk menghindari permasalahan baru," kata Jaya Negara.