Sabtu 16 Apr 2022 23:02 WIB

Rusia Ancam Kerahkan Nuklir Jika Swedia-Finlandia Gabung NATO, Ini Respons AS

Finlandia akan memutuskan apakah bergabung dengan NATO atau tidak.

 Juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price berbicara dalam konferensi pers di Departemen Luar Negeri di Washington, Senin, 28 Februari 2022.
Foto: AP/Andrew Harnik/AP Pool
Juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price berbicara dalam konferensi pers di Departemen Luar Negeri di Washington, Senin, 28 Februari 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat tidak akan khawatir bahwa perluasan aliansi pertahanan akan menimbulkan dampak apa pun selain mempromosikan stabilitas di Eropa. Demikian disampaikan juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price mengatakan pada Kamis (14/4.2022).

"Tanpa berbicara pada negara mana pun secara khusus, kami tidak akan khawatir bahwa perluasan aliansi pertahanan akan menimbulkan dampak apa pun selain mempromosikan stabilitas di benua Eropa," kata Price dalam jumpa pers.

Baca Juga

Dia menanggapi pertanyaan apakah Amerika Serikat akan khawatir bahwa Rusia dapat meningkatkan konfrontasi atas Ukraina jika Swedia dan Finlandia bergabung dengan aliansi NATO.

Sebelumnya Reuters memberitakan salah satu sekutu terdekat Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan NATO bahwa jika Swedia dan Finlandia bergabung dengan aliansi militer itu, Rusia harus meningkatkan pertahanannya di kawasan itu, termasuk dengan mengerahkan senjata nuklir.

Finlandia, yang berbagi perbatasan sepanjang 1.300 km dengan Rusia, dan Swedia sedang mempertimbangkan apakah akan bergabung dengan aliansi NATO atau tidak. "Finlandia akan membuat keputusan dalam beberapa minggu ke depan," kata Perdana Menteri Sanna Marin.

Dmitry Medvedev, wakil ketua Dewan Keamanan Rusia, mengatakan bahwa jika Swedia dan Finlandia bergabung dengan NATO maka Rusia harus memperkuat angkatan darat, laut dan udaranya di Laut Baltik untuk memulihkan keseimbangan militer.

Medvedev juga secara eksplisit mengangkat ancaman nuklir itu dengan mengatakan bahwa tidak akan ada lagi pembicaraan tentang Baltik "bebas nuklir", di mana Rusia memiliki wilayah kantung Kaliningrad yang diapit Polandia dan Lithuania.

sumber : Reuters/antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement