REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Pengurus Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Malaysia menyelenggarakan buka bersama dan shalat tarawih di sekretariat Pimpinan Ranting Istimewa Muhammadiyah (PRIM) Kepong yang berdekatan dengan Stasiun KTM Batu Kentomen, Kuala Lumpur, Sabtu (16/4/2022). Acara itu dihadiri jamaah sekitar 200 orang.
Turut hadir Ketua PCIM Malaysia Assoc Prof Sonny Zulhuda, penasihat PCIM Ustadz Arifin Ismail dan Ustadz Aldi Tobing, pimpinan harian dan pimpinan majelis PCIM, Ketua Aisyiyah Malaysia (PCIA) Nita Nasyitah, dan Ketua PRIM Kepong Masyhur. Dosen IIUM Prof Beta Zubaidi, dosen Universitas Malaysia Dr Afriadi Sanusi, Ketua IMM Malaysia, Aunillah Ahmad, dan sejumlah pengurus lain juga terlihat ikut berbuka puasa bersama.
Baca: Warganet Malaysia Kecewa DPR Terima Delegasi Israel dalam Sidang IPU ke-144 di Bali
Kegiatan rutin yang dihelat sejak awal Ramadhan ini menghadirkan penceramah dosen Universitas Islam Antarbangsa Malaysia (IIUM) asal Lamongan, Dr Muntaha Artalim Zain, yang selama ini mengisi pengajian secara virtual. Kegiatan diawali dengan berbuka bersama dilanjutkan dengan sholat Maghrib berjamaah dan dilanjut Tarawih dengan iman Ustadz Ali Imron yang merupakan mahasiswa S3 di Kolej Universiti Islam Antarabangsa Selangor (KUIS).
Ustadz Muntaha dalam ceramahnya berpesan, kalau sesama umat Islam saat ini gesekannya kuat dan dengan adanya pandemi Covid19 gesekan makin kuat karena orang banyak di rumah serta beraktivitas dengan gawai. "Hoaks berdatangan kemudian dicerna dan luar biasa dahsyatnya. Bertemu seperti ini beda dengan bertemu secara virtual berjauhan," ujarnya.
"Kalau bertemu seperti ini ada bahasa tubuhnya dan banyak berkah terutama saat bertemu seseorang kemudian ada senyumnya sudah merupakan sedekah atau suatu kebaikan," kata Ustadz Muntaha menambahkan.
Baca: Harga BBM RON 95 di Malaysia Rp 7.000, di Indonesia Pertamax (RON 92) Rp 12.500 per Liter
Dia menuturkan, jika seseorang bertemu kemudian saling berjabat tangan dosa-dosanya gugur, seperti bergugurannya daun-daun yang kering kemudian duduk bersama membahas ilmu terdapat keberkahan. Berbeda saat berhadapan dengan gawai.