Ahad 17 Apr 2022 08:46 WIB

Facebook Dituding Sengaja Tutupi Konten Serangan Israel, Ini Buktinya

Sada Social tuding Facebook tanpa peringatan hapus konten-konten serangan Israel

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Situs pelaporan sosial Sada, yang khusus melindungi narasi Palestina di platform media sosial mengatakan pihaknya memantau sejumlah pelanggaran terhadap konten-konten Palestina. Terutama pada halaman yang meliput tentang peristiwa terkini Palestina, padahal tidak melanggar kebijakan administrasi Facebook.
Foto: AP/Martin Meissner
Situs pelaporan sosial Sada, yang khusus melindungi narasi Palestina di platform media sosial mengatakan pihaknya memantau sejumlah pelanggaran terhadap konten-konten Palestina. Terutama pada halaman yang meliput tentang peristiwa terkini Palestina, padahal tidak melanggar kebijakan administrasi Facebook.

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Situs pelaporan sosial Sada, yang khusus melindungi narasi Palestina di platform media sosial mengatakan pihaknya memantau sejumlah pelanggaran terhadap konten-konten Palestina. Terutama pada halaman yang meliput tentang peristiwa terkini Palestina, padahal tidak melanggar kebijakan administrasi Facebook.

Dilansir dari Wafa News, Sabtu (16/4/2022), Sada Social telah mengecam anak perusahaan  Meta itu terhadap halaman dan akun berita Palestina. Utamanya karena konten berita halaman tersebut tentang serangan Israel baru-baru ini di Masjid Al-Aqsa selama shalat Subuh pada Jumat kedua Ramadhan.

Baca Juga

Facebook, tanpa peringatan sebelumnya, dikatakan menghapus halaman "Berita Al-Qastal" yang merupakan salah satu halaman paling menonjol yang mengkhususkan diri terkait isu-isu Yerusalem. 

Pihak Al-Qastal mengatakan Facebook tidak mengirim pesan apa pun seperti biasa. Situs pelaporan itu juga menuding bahwa penghapusan halaman platform berita Palestina itu karena diminta oleh pendudukan Israel. Otoritas pendudukan tidak ingin serangkaian kejahatannya terhadap rakyat Palestina terungkap ke dunia.

Kelompok itu menganggap bahwa kampanye ini berdiri di samping pendudukan Israel untuk menutupi peristiwa di Palestina dan media mereka di ruang situs biru (Facebook). Meskipun sosial media itu mengklaim akan didirikan untuk ruang bebas dan ekspresi pendapat.

Sada Social juga menunjukkan perlunya berkomunikasi dengannya bagi siapa saja yang menjadi sasaran pelanggaran digital karena konten Palestina di platform media sosial, terutama platform media dan jurnal.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement