Potensi Besar, Dekoruma Jajal Pasar Milenial Surabaya
Rep: Dadang Kurnia/ Red: Yusuf Assidiq
Suasana di experience center Dekoruma Surabaya. | Foto: Dokumen
REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Dekoruma meluncurkan experience center pertamanya di Kota Surabaya yang terletak di Jalan HR Muhammad Nomor 96. CEO & Co-Founder Dekoruma, Dimas Harry Priawan menyampaikan, secara keseluruhan, ini merupakan experience center ke-13, di mana sisanya tersebar di Jabodetabek dan Bandung.
Dimas mengungkapkan alasan dipilihnya Surabaya yang menjadi sasaran selanjutnya setelah Jabodetabek dan Bandung. Itu tak lain karena Surabaya merupakan kota terbesar kedua setelah Jakarta. Kemudian, kata dia, di Surabaya mulai banyak bermunculan apartemen maupun rumah dengan desain minimalis.
"Surabaya saat ini hampir sama dengan Jakarta lima tahun ke belakang. Jadi udah mulai banyak apartemen yang mungil-mungil dan rumah-rumah juga yang kecil. Jadi kita ingin memberikan solusi furniture yang multifungsi dan space saving," ujar Dimas.
Selain itu, kata Dimas, potensi pasar Surabaya juga terbilang besar. Di mana Surabaya disebutnya sebagai pasar terbesar Dekoruma kedua setelah Jakarta.
Dimas juga mengungkapkan sasaran pasar furniture minimalis yang dijualnya. Sasaran utamanya adalah masyarakat kelas menengah, utamanya pasangan milenial yang baru menikah.
"Sasarannya yang kita ke midle, para milenial, pasangan muda yang baru nikah. Karena biasanya rumahnya lebih kecil dibanding rumah orang tuanya," ujar Dimas.
Ia mengakui, secara keseluruhan, transaksi penjualan furnitur minimalis Dekoria lebih banyak ditransaksikan secara online, yang besarannya mencapai 70 persen. Hanya sekitar 30 persen yang ditransaksikan secara offline.
Namun demikian, kata Dimas, Dekoria tetap akan memperbanyak experience center. Bahkan pada pekan depan, Dekoria berencana membuka experience center keduanya di Surabaya.
Selanjutnya, Dekoria juga akan meluncurkan experience center di Bali. Adanya adanya experience center, kata Dimas, untuk memudahkan pelanggan memilih furniture yang sesuai harapannya.
"Karena kalau belanja furniture harus dipegang, dilihat bahan-bahannya, kemudian dicoba, terutama sofa. Jadi supaya costumer itu bisa datang, mencoba, dan mencari furnitur yang sesuai dengan style-nya, sesuai dengan budget-nya, kita perluas experience center," kata dia.