REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Stok beras yang tersimpan di gudang Bulog Indramayu saat ini dipastikan dalam kondisi aman. Bahkan, stok yang ada dipastikan akan terus bertambah seiring pengadaan yang dilakukan pada tahun ini.
Pimpinan Bulog Cabang Indramayu, Dandy Arianto, menyebutkan, stok beras yang dimiliki Bulog Indramayu saat ini mencapai 25 ribu ton. Beras tersebut tersimpan di delapan gudang Bulog yang ada di Kabupaten Indramayu.
"Stok yang ada saat ini cukup untuk dua tahun ke depan," kata Dandy, Ahad (17/4).
Banyaknya stok tersebut disebabkan pengadaan yang terus dilakukan setiap tahun, tak seimbang dengan penyalurannya yang minim. Hal itu terjadi setelah dihapuskannya program beras untuk rakyat miskin (raskin).
Dandy mengatakan, stok yang ada tersebut berasal dari pengadaan pada 2020 hingga sekarang. Stok tersebut akan terus bertambah karena pengadaan masih terus berjalan hingga akhir tahun nanti.
Dandy menyebutkan, target pengadaan Bulog Indramayu pada 2022 mencapai 20 ribu ton setara beras. Dari jumlah itu, saat ini baru tercapai sepuluh persen, atau sekitar 2 ribu ton setara beras.
Dandy mengakui, capaian pengadaan masih jauh dari target yang ditetapkan. Pasalnya, saat ini masa panen raya di Kabupaten Indramayu baru pada tahap awal sehingga harga gabah di tingkat petani masih tinggi.
"Panen masih belum merata. Semoga awal Mei sudah masif pemasukan (pengadaan)," ucap Dandy.
Dandy menjelaskan, saat ini, harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani masih di kisaran Rp 4.300 per kg – Rp 4.400 per kg. Sedangkan harga gabah kering giling (GKG) mencapai Rp 5.400 per kg.
Harga itu masih di atas harga pembelian pembelian pemerintah (HPP) yang ditetapkan pemerintah. Berdasarkan Permendag Nomor 24 Tahun 2020, HPP GKP mencapai Rp 4.200 per kg di tingkat petani dan Rp 4.250 per kg di tingkat penggilingan. Sedangkan HPP GKG, besarannya Rp 5.250 per kg di tingkat penggilingan dan Rp 5.300 per kg di gudang Bulog.