Senin 18 Apr 2022 07:05 WIB

Ganjar: Gus Dur Pahlawan Kemanusiaan

Gus Dur sebagai sosok seorang negarawan yang sangat tenang menghadapi persoalan. 

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Agus Yulianto
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (ketiga kiri) didampingi Pengasuh Ponpes Tebuireng KH Abdul Hakim Mahfudz (keempat kiri) berziarah ke makam Presiden keempat KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur serta pendiri Nahdlatul Ulama (NU) KH Hasyim Asyaari di komplek pemakaman Pondok Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Ahad (17/4/2022). Ziarah tersebut dilakukan Ganjar sebagai upaya menapak tilasi perjuangan para ulama serta bersilaturahmi dengan pengasuh dan keluarga besar Pesantren Tebuireng.
Foto: ANTARA/Syaiful Arif
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (ketiga kiri) didampingi Pengasuh Ponpes Tebuireng KH Abdul Hakim Mahfudz (keempat kiri) berziarah ke makam Presiden keempat KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur serta pendiri Nahdlatul Ulama (NU) KH Hasyim Asyaari di komplek pemakaman Pondok Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Ahad (17/4/2022). Ziarah tersebut dilakukan Ganjar sebagai upaya menapak tilasi perjuangan para ulama serta bersilaturahmi dengan pengasuh dan keluarga besar Pesantren Tebuireng.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, melakukan ziarah ke makam Presiden RI Keempat, KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur yang terletak di Kompleks Pesantren Tebuireng, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Ahad (17/4/2022). Di mata Ganjar, Gus Dur merupakan sosok negarawan yang amat tenang dalam menghadapi persoalan, terlebih yang terkait persoalan bangsa dan negara.

"Sebenarnya sudah agak lama sih saya mau ke sini tapi waktunya belum cocok, yang cocok hari ini. Ngono kok repot," kata Ganjar usai berziarah berdasarkan siaran pers, Senin (18/4/2022).

Ganjar melihat sosok Gus Dur sebagai sosok seorang negarawan yang sangat tenang dalam menghadapi setiap persoalan. Terlebih persoalan yang berhubungan dengan bangsa dan negara. Dia juga menilai Gus Dur merupakan pahlawan kemanusiaan.

Di mana hal itu dia sebut sesuai dengan jasa-jasa Gus Dur dalam membuka ruang toleransi dan demokrasi seluas-luasnya bagi seluruh rakyat Indonesia. Karena hal itulah, Ganjar mengidolakan cucu dari pendiri organisasi islam terbesar Nahdlatul Ulama (NU), KH Hasyim Asy\'Ari, itu

"Beliau itu membikin saya sebagai anak muda senang karena memberikan ruang demokrasi ya. Dan semua masalah itu ditanggapi dengan enteng, padahal itu serius sekali makna-makna di dalamnya," ujar Ganjar.

Ganjar kemudian menyebutkan, organisasi NU yang didirikan pada 31 Januari 1926 yang lalu tak perlu diragukan lagi sejarah dan sumbangsih yang diberikan untuk kehidupan beragama di Indonesia.

"Sejarahnya (NU) siapa yang bisa meragukan? Organisasi yang sangat besar dan bagaimana kemudian berkontribusi pada bangsa dan negara melalui pesantren itu kan luar biasa," kata Ganjar.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement