REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ulama dan pemikir asal Turki, Badiuzzaman Said Nursi mengatakan, ketika bulan Ramadhan mencerminkan hari raya yang memberikan kegembiraan, tidak aneh kalau di dalamnya terdapat perintah puasa agar pada tingkat tertentu manusia bisa mengalahkan berbagai kesibukan hewaninya yang rendah.
Dia pun mengungkapkan kesempurnaan ibadah puasa yang dijalani umat Islam selama bulan Ramadhan.
"Kesempurnaan puasa terwujud ketika seluruh indra manusia seperti mata, telinga, kalbu, khayalan, dan pikiran juga ikut berpuasa sebagaimana yang dilakukan oleh perut," kata Nursi dikutip dari bukunya yang berjudul “Misteri Puasa, Hemat, dan Syukur” terbitan Risalah Nur Press..
Menurut dia, untuk mencapai kesempurnaan puasa umat Islam harus menjauhkan seluruh indra dari semua larangan dan sesuatu yang tidak berguna sekaligus mendorongnya untuk menunaikan ibadahnya masing-masing.
"Misalnya, melatih lisan untuk berpuasa dari perkataan dusta, gibah, dan berbagai ungkapan kotor. Serta membasahinya dengan bacaan Alquran, zikir, tasbih, tahmid, salawat dan salam kepada Rasul , istigfar, dan berbagai zikir lainnya," jelas Nursi.
Kemudian, contoh lainnya adalah dengan menundukkan pandangan dari segala yang diharamkan, menutup telinga dari mendengar ucapan buruk, mendorong mata untuk melihat dengan penuh perenungan, mendorong telinga untuk mendengar perkataan yang benar dan Alqurab, serta menjadikan seluruh indrannya dalam kondisi berpuasa.
"Jika perut yang merupakan pabrik yang sangat besar diistirahatkan dengan puasa, maka pabrik-pabrik kecil lainnya menjadi mudah pula untuk diistirahatkan," kata Nursi.