Senin 18 Apr 2022 08:09 WIB

Soal Koalisi Pilpres, AHY: Masih Terbuka untuk Semua

AHY mengatakan, partainya terus melakukan silaturahmi dan komunikasi politik.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Ratna Puspita
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)
Foto: Istimewa
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ambang batas pencalonan presiden (presidential threshold) 20 persen jadi syarat mutlak pencalonan presiden di Pilpres 2024 mendatang. Karena itu, Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), mengungkapkan bahwa partainya membuka peluang berkoalisi dengan partai manapun. 

"Pada prinsipnya, kami membuka peluang dan ingin sekali secara aktif melakukan silaturahim dan berkomunikasi dengan partai politik," kata AHY di Jakarta, Ahad (17/4/2022) malam. 

Baca Juga

AHY mengatakan, partainya terus melakukan silaturahmi dan komunikasi politik dengan partai lainnya. Ia juga membuka pintu komunikasi politik secara aktif dengan semua stakeholder para pimpinan parpol tanpa kecuali. 

"Jadi semua akan saya datangi, saya akan membangun hubungan dengan baik. Kita buka semua saluran komunikasi tersebut," ujarnya.

"Demokrat tidak memiliki beban dalam menjalin komunikasi seperti itu dan tentu tidak punya beban untuk menjalin koalisi seperti apa pun nantinya," imbuhnya.

Terkait pasangan capres-cawapres, AHY mengaku tak mau berandai-andai. Menurutnya, hal yang penting dilakukan saat ini koalisi dengan syarat 20 persen bisa terpenuhi.

"Harus terlebih dahulu kita pahami adalah koalisinya PT 20 persen ini tentu mempersyaratkan kami semua partai poltik termasuk Partai Demokrat untuk membangun koalisi, nah tahapannya baru sampai disana. Kalau berandai-andai dengan pasangan A dan B misalnya, sedangkan PT-nya tidak mencukupi saya rasanya tidak bisa berbicara lebih jauh dari itu," jelasnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement