REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Perwakilan Khusus Amerika Serikat (AS) untuk Korea Utara (Korut) Sung Kim tiba di Seoul, Korea Selatan (Korsel). Ia akan membicarakan meningkatnya kekhawatiran Pyongyang akan meluncurkan rudal dan kembali menggelar uji coba senjata nuklir.
Dalam kunjungan kerja lima hari ini Sung Kim yang merangkap Duta Besar AS untuk Indonesia dan Deputi Perwakilan Khusus AS Jung Pak akan bertemu dengan pejabat-pejabat Korsel. Termasuk Perwakilan Khusus Korsel dalam isu nuklir Noh Kyu-duk.
Kedatangan mereka bertepatan dengan dimulainya sembilan hari latihan militer gabungan tahunan pasukan AS dan Korsel. Pada Ahad (17/4/2022) Kepala Staf Gabung Korsel mengatakan latihan ini merupakan "latihan pertahanan pos komando menggunakan simulasi komputer" dan tidak melibat manuver pasukan di lapangan.
Korut mengecam latihan gabungan tersebut dengan menyebutnya sebagai persiapan perang. Beberapa tahun terakhir AS dan Korsel menurunkan skala latihan gabungan mereka selama perundingan denuklirisasi Semenanjung Korea dan pandemi Covid-19.
Pada Sabtu (16/4/2022) lalu Korut menggelar tes rudal yang media pemerintah laporkan melibatkan senjata rudal taktis. Kantor berita Yonhap melaporkan Kim mengatakan kedatangannya ke Seoul untuk melanjutkan "koordinasi dekat" mengenai perkembangan Korut. Ia tidak menjelaskannya lebih lanjut.
Ia mengatakan bersedia untuk menggelar perundingan terbuka dengan Korut kapan pun dan tanpa syarat. Tapi sejauh ini Pyongyang menolak tawaran tersebut dengan menuduh Washington mempertahankan kebijakan bermusuhan seperti sanksi dan latihan militer.
Media Korsel juga melaporkan Sung Kim akan bertemu dengan tim transisi Presiden terpilih Yoon Suk-yeol yang akan menjabat bulan Mei mendatang. Juru bicara tim tersebut mengatakan belum ada pertemuan antara Sung Kim dan Yoon yang sudah dikonfirmasi.
Ia juga tidak dapat mengkonfirmasi apakah utusan khusus AS itu akan bertemu dengan anggota tim transisi lainnya.