REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Arab Saudi menyatakan sikap mengutuk dan mengecam penyalahgunaan yang disengaja terhadap Alquran, provokasi dan hasutan terhadap Muslim yang dilakukan oleh beberapa ekstremis di Swedia.
Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri Kerajaan Arab Saudi menekankan pentingnya upaya bersama menyebarkan nilai-nilai dialog. Arab Saudi juga telah menekankan perlunya menyebarkan toleransi, koeksistensi, meninggalkan kebencian, ekstremisme dan pengucilan, serta mencegah penyalahgunaan semua agama dan tempat suci.
Patut dicatat, di Swedia selatan terjadi tindakan kekerasan hebat di sela-sela unjuk rasa oleh gerakan anti-imigrasi dan anti-Islam. Aksi ini dipimpin oleh ketua partai Stram Kurs berkewarganegaraan Denmark-Swedia Rasmus Paludan yang membakar Alquran.
Paludan saat ini sedang melakukan tur ke Swedia dan menargetkan lingkungan dengan komunitas Muslim yang besar. Sebuah kericuhan pecah pada sore hari di Linköping yang menyebabkan tiga petugas polisi terluka, Kamis (14/42022). Paludan telah memprovokasi insiden lain di beberapa kesempatan dalam beberapa tahun terakhir.
Pada November 2020, ia ditangkap di Prancis dan kemudian dideportasi. Lima aktivis lainnya ditangkap di Belgia tak lama setelah itu, yang dituduh ingin menyebarkan kebencian dengan membakar Alquran di Brussels.