Senin 18 Apr 2022 14:46 WIB

Nasdem Mau Berkoalisi Asalkan Demokrat tak Jelek-jelekkan Pemerintahan Jokowi

Partai Nasdem mau koalisi dengan syarat Demokrat tak menjelekkan pemerintahan Jokowi.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Bilal Ramadhan
Wakil Ketua Umum Partai Nasdem - Ahmad M. Ali. Partai Nasdem mau koalisi dengan syarat Demokrat tak menjelekkan pemerintahan Jokowi.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Wakil Ketua Umum Partai Nasdem - Ahmad M. Ali. Partai Nasdem mau koalisi dengan syarat Demokrat tak menjelekkan pemerintahan Jokowi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Wakil Ketua Umum Partai Nasdem, Ahmad Ali, menegaskan bahwa partainya terbuka berkoalisi dengan siapa saja. Hal tersebut disampaikan Ahmad Ali menanggapi pernyataan Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) terkait peluang membentuk poros alternatif dengan Partai Nasdem.

"Nasdem sejak awal saya sudah sampaikan bahwa Nasdem partai terbuka. Kita tidak menutup kemungkinan semua partai melakukan koalisi dalam menghadapi pemilu 2024, khususnya dalam pemilihan presiden," kata Ahmad kepada wartawan, Senin (18/4).

Baca Juga

Namun demikian Ahmad mengatakan, Nasdem tidak ingin membabi buta  membangun koalisi demi mengejar satu kepentingan politik. Ia pun memberikan sejumlah catatan yang harus dipenuhi Partai Demokrat jika ingin berkoalisi dengan Partai Nasdem.

"Kita mau ingin menang tapi kita tidak mau menang terus melakukan menjatuhkan orang lain," ujarnya.

Ia menambahkan, Partai Nasdem saat ini menjadi bagian dari partai pendukung pemerintah. Konsistensi Nasdem dalam mendukung Presiden Jokowi akan tetap dijaga Partai Nasdem hingga 2024.

"Kita juga tidak mau kemudian partai berkoalisi dengan partai Nasdem kemudian membabi buta justru melakukan mencari popularitas dengan membuat berita-berita hoaks menjatuhkan pemerintah yang ada hari ini. Jadi bahwa Nasdem terbuka berkoalisi dengan Demokrat sangat mungkin dengan catatan yang saya katakan tadi," terangnya.

Ahmad mengatakan bahwa Partai Nasdem ingin mengambil hati rakyat tanpa mencederai orang lain. Karena itu menurutnya Partai Demokrat tidak perlu membandingkan pemerintahan Jokowi dengan pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

"Setiap orang ada masanya dan setiap masa ada orangnya kan. Semua ada kelebihan ada kekurangannya. Jadi ayo kita berjuang untuk mengambil hati rakyat dengan menawarkan gagasan dan program yang bagus termasuk figur-figur yang kita usung itu yang memenuhi ekspektasi masyarakat tanpa sekali lagi, tanpa menjelek-jelekan yang lain," ucapnya.

Sebelumnya, Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), mengatakan, partainya berpeluang bentuk poros alternatif bersama Partai Nasdem. Menurutnya tak ada yang tidak mungkin dalam politik.

"Sangat memungkinkan (bentuk poros alternatif), katakanlah tiga partai besar siapa saja yang memungkinkan hanya dengan berdua bisa jalan. Tapi juga ada partai menengah, termasuk Demokrat, tentu selalu ada kemungkinan jika partai menengah saling bertemu dan akhirnya membangun koalisi," kata AHY ditemui di usai acara Silaturahmi dan Kontemplasi Partai Demokrat, di Jakarta, Senin (17/4) malam.

Namun demikian AHY mengatakan, saat ini opsi untuk berkoalisi masih terbuka untuk semua partai. Artinya, Partai Demokrat juga terus berkomunikasi dengan partai papan atas.

"Dengan demikian kita ingin meyakinkan apakah ada kesamaan visi, platform. Kami ingin partai politik yang bisa berkoalisi tentunya juga memiliki serupa visi misi program dan platformnya," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement