REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Pihak Universitas Gadjah Mada telah memanggil dan mengklarifikasi Prof Karna Wijaya. Hal itu diduga terkait dengan status Prof Karna di media sosial yang menyinggung pengeroyokan Ade Armando.
"Hari ini UGM memanggil dan mengklarifikasi Prof Karna Wijaya," kata Kepala Bagian Humas dan Protokol, Dina W Kariodimedjo, Senin (18/4).
Dari klarifikasi yang dipimpin Rektor UGM, Prof Panut Mulyono, Karna Wijaya menyampaikan permintaan maaf atas kegaduhan yang muncul. Ia mengakui ada pilihan kata (diksi) yang tidak tepat digunakan dalam postingannya di media sosial itu.
Namun, ia (Karna) menegaskan, terdapat pula pihak-pihak lain yang berusaha melakukan tindakan untuk menimbulkan kebencian terhadap dirinya terkait radikalisme. Karenanya, Karna menyatakan tak terkait sama sekali dengan radikalisme.
Dari hasil klarifikasi ini, UGM akan meneruskan ke Dewan Kehormatan Universitas (DKU). Lalu, DKU akan menelaah secara seksama kasus tersebut, termasuk memanggil pihak-pihak yang kompeten untuk dapat memberikan pandangan maupun tanggapan. "Dari hasil itu nanti akan ada rekomendasi yang disampaikan ke Rektor dari DKU," ujar Dina.
Karna Wijaya sendiri merupakan dosen kelahiran Jakarta 7 Desember 1963. Sampai saat ini, Karna merupakan salah satu dosen tetap di Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Universitas Gadjah Mada (UGM).
Untuk S1 mengampu Kimia Komputasi, Kimia Zat Padat, Kimia Kuantum, Keseimbangan Kimia, Material Polimer dan Komposit. Untuk S2 mengampu Sains Bahan dan Kimia Fisika Lanjut. Sedangkan, untuk S3 mengampu Filsafat Ilmu dan Review Jurnal.
Universitas Gadjah Mada (UGM) menyatakan keseriusan dan komitmen untuk menangkal masuknya radikalisme di kampus. Ketika mahasiswa akan mulai bangku perkuliahan sudah pula disiapkan Pelatihan Pembelajar Sukses bagi Mahasiswa Baru (PPSMB).
Dina menambahkan , UGM akan terus melakukan penguatan kelembagaan maupun diskusi-diskusi mengenai jati diri UGM. Selalu terbuka terhadap berbagai masukan dari masyarakat terkait radikalisme.
Setiap laporan yang masuk dari masyarakat, termasuk radikalisme, UGM melakukan penelitian seksama.