Senin 18 Apr 2022 17:38 WIB

Cara Atur Timing Berkendara untuk Mudik Saat Puasa, Jalan Malam tak Dianjurkan

Perjalanan malam hari ternyata sangat tidak disarankan

Rep: Eric Iskandarsjah Z/ Red: Dwi Murdaningsih
Ilustrasi mudik naik mobil.
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Ilustrasi mudik naik mobil.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Berpuasa sambil mengemudi jarak jauh tentu jadi tantangan tersediri bagi pengendara. Hal ini pun perlu diperhatikan bagi pengendara yang akan mudik beberapa hari sebelum lebaran sehigga bisa mudik dan berpuasa dengan nyaman dan aman.

Dokter Umum Rumah Sakit Pertamina Jaya, Daniel Bramantyo mengatakan, salah satu hal utama yang harus diperhatikan adalah soal pemilihan timing dalam melakukan perjalanan. Dia menyarankan agar pengendara dapat merencanakan waktu perjalanan dengan baik. 

 

Mengingat, perjalanan malam hari ternyata sangat tidak disarankan, karena kondisi gelap yang dipadukan dengan sorotan lampu kendaraan dari lawan arah sangat berpengaruh terhadap penglihatan. 

 

“Hal ini membuat pupil mata bekerja lebih berat dan berpotensi menciptakak blindspot atau keterbatasan penglihatan,” kata Daniel dalam sebuah diskusi beberapa waktu lalu.

 

Disarankan agar pengendara melakukan perjalanan saat pagi, siang atau sore hari sehingga bisa mengemudi dengan visibilitas yang optimal.

 

"Jika memang harus mengemudi sembari berpuasa, saya juga menyarankan agar tidak mengemudi sendirian secara terus menerus. Sebaiknya, ajak anggota keluarga lainya yang bisa mengemudi secara bergantian,” kata dia.

 

Dengan begitu, perjalanan bisa dilakukan dengan cepat dan aman karena pengemudi memiliki waktu untuk berisitrahat sambil tetap melanjutkan perjalanan.

 

Selain itu, jika total perjalanan lebih dari 12 jam, maka sangat disarankan untuk menyempatkan bermalam di penginapan. Hal ini diperlukan agar pengemudi dapat beristirahat dengan optimal dan dapat melanjutkan puasa dengan baik pada kesesokan harinya.

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
۞ وَلَقَدْ اَخَذَ اللّٰهُ مِيْثَاقَ بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَۚ وَبَعَثْنَا مِنْهُمُ اثْنَيْ عَشَرَ نَقِيْبًاۗ وَقَالَ اللّٰهُ اِنِّيْ مَعَكُمْ ۗ لَىِٕنْ اَقَمْتُمُ الصَّلٰوةَ وَاٰتَيْتُمُ الزَّكٰوةَ وَاٰمَنْتُمْ بِرُسُلِيْ وَعَزَّرْتُمُوْهُمْ وَاَقْرَضْتُمُ اللّٰهَ قَرْضًا حَسَنًا لَّاُكَفِّرَنَّ عَنْكُمْ سَيِّاٰتِكُمْ وَلَاُدْخِلَنَّكُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُۚ فَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذٰلِكَ مِنْكُمْ فَقَدْ ضَلَّ سَوَاۤءَ السَّبِيْلِ
Dan sungguh, Allah telah mengambil perjanjian dari Bani Israil dan Kami telah mengangkat dua belas orang pemimpin di antara mereka. Dan Allah berfirman, “Aku bersamamu.” Sungguh, jika kamu melaksanakan salat dan menunaikan zakat serta beriman kepada rasul-rasul-Ku dan kamu bantu mereka dan kamu pinjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, pasti akan Aku hapus kesalahan-kesalahanmu, dan pasti akan Aku masukkan ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Tetapi barangsiapa kafir di antaramu setelah itu, maka sesungguhnya dia telah tersesat dari jalan yang lurus.”

(QS. Al-Ma'idah ayat 12)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement