REPUBLIKA.CO.ID, BELGRADE -- Presiden Aleksandar Vucic, mengatakan, pemberlakuan sanksi terhadap Rusia akan merugikan Serbia. Dalam sebuah pernyataan kepada TV Pink, Vucic menyampaikan pandangan pribadinya tentang konflik Rusia-Ukraina yang berbeda dari pandangan resmi negara Serbia.
"Rusia telah mendukung integritas teritorial Serbia sejak 2001. Apakah Serbia menjatuhkan sanksi kepada Rusia atau tidak, itu merugikan Serbia. Saya yakin kami akan mendapatkan gas Rusia dengan harga yang lebih terjangkau dibandingkan dengan negara lain di Eropa," ujar Vucic, dilansir Anadolu Agency, Senin (18/4/2022).
Serbia sangat bergantung pada gas dan minyak dari Rusia. Serbia mendapat kecaman karena menyatakan netralitas dalam invasi Rusia di Ukraina. Serbia juga menolak menjatuhkan sanksi terhadap Moskow.
"Perang ini juga mempengaruhi Serbia. Tugas kami adalah bertindak sesuai dengan hukum internasional publik dan menghormati prinsip-prinsip," kata Vucic.
Presiden Vucic sebelumnya telah bertemu dengan utusan Rusia, Aleksandar Bocan-Kharchenko. Dalam pertemuan itu, Vucic menekankan bahwa Serbia akan terus melestarikan persahabatan tradisional serta kemitraan dengan Rusia dan China.
Pertemuan tersebut juga membahas perkembangan lebih lanjut hubungan Serbia-Rusia. Termasuk di bidang energi, dengan harapan pembicaraan mengenai jumlah, harga, dan kondisi pasokan gas lainnya akan segera dimulai.
Serbia menerima ancaman bom palsu dari Ukraina setiap hari. Namun ancaman itu tak menghentikan layanan penerbangan Serbia dengan Rusia.
"Adapun mereka ingin kami memutuskan hubungan dengan Rusia dengan cara apa pun, untuk membatalkan penerbangan. Apakah Anda pikir kami membuat penerbangan ini untuk keuntungan? Tidak ada,” kata Presiden Vucic, dilansir TASS, Senin (18/4/2022).
Sebelumnya, karyawan dan pengunjung kantor Beograd Air Serbia dievakuasi karena ancaman bom. Selain itu Bandara Internasional Beograd juga dievakuasi karena ancaman bom.
Bandara berulang kali menerima ancaman bom terhadap penerbangan Air Serbia ke Moskow dan St Petersburg. Panerbangan terpaksa kembali ke Bandara Internasional Beogard, Serbia untuk dilakukan pemeriksaan.