Senin 18 Apr 2022 21:32 WIB

Laporan CAIR: Pelajar Muslim AS Hadapi Intimidasi Islamofobia

55,73 persen responden merasa tidak aman karena identitas Muslim mereka.

Rep: mgrol135/ Red: Ani Nursalikah
Sekolah di Amerika Serikat (AS). Laporan CAIR: Pelajar Muslim AS Hadapi Intimidasi Islamofobia
Foto: ibtihajmuhammad/instagram
Sekolah di Amerika Serikat (AS). Laporan CAIR: Pelajar Muslim AS Hadapi Intimidasi Islamofobia

REPUBLIKA.CO.ID, HOUSTON -- Terdapat masalah Islamofobia di sekolah umum Amerika Serikat (AS) yang lazim dan berkelanjutan, menurut laporan baru-baru ini oleh Council on American-Islamic Relations (CAIR).

Hasil wawancara dengan 700 siswa Muslim di sekolah-sekolah di negara bagian Kalifornia menemukan tingginya tingkat intimidasi, pelecehan, dan diskriminasi Islamofobia oleh teman sebaya dan orang dewasa, termasuk guru. “Siswa Muslim dari segala usia telah dikucilkan dan dianiaya di masa lalu karena keyakinan dan persepsi mereka, namun jelas salah, terkait dengan 9/11 dan tindakan terorisme lainnya,” kata pengacara pengelola hak-hak sipil untuk CAIR cabang Kalifornia Amr Shabaik yang melakukan penelitian.

Baca Juga

“Seringkali, peristiwa seperti itu bermanifestasi dalam bentuk intimidasi oleh siswa lain, kurangnya tindakan pencegahan dan pelaporan oleh pejabat sekolah, dan kurangnya pelatihan bagi para pendidik tentang bagaimana memediasi atau mengurangi intimidasi yang berkaitan dengan agama, ras, dan etnis,” ucapnya, dilansir Anadolu Agency pada Ahad (17/4/2022).

 

Laporan itu mengatakan hampir setengah dari siswa, 47,1 persen, dilaporkan diintimidasi karena menjadi Muslim. Hal tersebut lebih dari dua kali lipat rata-rata nasional yang dilaporkan sebesar 20 persen.

 

“Saya terus-menerus dipanggil Usamah bin Laden oleh orang yang sama yang akan memberi tahu saya melihat bom dengan penekanan besar pada kata bom,” kata seorang mahasiswi berusia 18 tahun dari Brentwood yang diwawancarai untuk survei tersebut, merujuk pada pelaku serangan teroris 11 September 2001.

 

Lebih dari separuh responden, 55,73 persen, melaporkan merasa tidak aman, tidak diinginkan, atau tidak nyaman di sekolah karena identitas Muslim mereka, tingkat tertinggi yang dilaporkan sejak CAIR-Kalifornia mulai melakukan survei pada 2013. Laporan tersebut mendokumentasikan bahwa hampir satu dari tiga siswa, 30,12 persen, yang mengenakan jilbab melaporkan jilbab mereka ditarik atau disentuh secara ofensif.

 

“Orang-orang secara verbal melecehkan saya karena menjadi Muslim. (Mereka) mengejek saya dan Islam dan jilbab saya ditarik oleh teman sekelas tanpa alasan,” kata seorang wanita muda (18 tahun) dari Redwood City kepada survei tersebut.

 

Laporan tersebut juga menemukan sekitar sepertiga siswa mengalami atau menyaksikan beberapa bentuk cyberbullying. Salah satu temuan yang lebih mengganggu menunjukkan  hampir satu dari empat responden, 23,50 persen, melaporkan seorang guru, administrator, atau orang dewasa lainnya di sekolah mereka membuat komentar yang menyinggung tentang Islam atau Muslim.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement