Selasa 19 Apr 2022 04:15 WIB

Kemenag akan Gelar Rukyatul Hilal Penetapan 1 Syawal di 99 Titik

Secara hisab, semua sistem sepakat bahwa ijtimak menjelang Syawal jatuh pada 1 Mei

Kementerian Agama (Kemenag) akan menggelar sidang isbat (penetapan) 1 Syawal 1443 Hijriyah/2022 Masehi pada Ahad, 1 Mei 2022. (ilustrasi)
Foto: ANTARA/Rahmad
Kementerian Agama (Kemenag) akan menggelar sidang isbat (penetapan) 1 Syawal 1443 Hijriyah/2022 Masehi pada Ahad, 1 Mei 2022. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama (Kemenag) akan menggelar sidang isbat (penetapan) 1 Syawal 1443 Hijriyah/2022 Masehi pada Ahad, 1 Mei 2022. Ini akan dilakukan setelah melakukan pemantauan (rukyatul) hilal di 99 titik yang tersebar di seluruh provinsi di Indonesia.

"Rukyatul hilal tersebut akan dilaksanakan oleh Kanwil Kementerian Agama dan Kemenag kabupaten/kota, bekerja sama dengan peradilan agama dan Ormas Islam serta instansi lain," ujar Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag Kamaruddin Amin dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin (18/4/2022).

Baca Juga

Ia menjelaskan sidang isbat mempertimbangkan informasi awal berdasarkan hasil perhitungan secara astronomis (hisab) dan hasil konfirmasi lapangan melalui mekanisme pemantauan (rukyatul) hilal. Secara hisab, semua sistem sepakat bahwa ijtimak menjelang Syawal jatuh pada Ahad, 1 Mei 2022, atau bertepatan dengan 29 Ramadhan 1443 Hijriyah. Sementara awal Syawal 1443 Hijriyah menunggu hasil rukyatul hilal.

"Pada hari rukyat, 29 Ramadan 1443 H, ketinggian hilal di seluruh wilayah Indonesia sudah di atas ufuk dan di atas kriteria baru MABIMS (Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, Singapura), yaitu di atas 3 derajat," ujar Kamaruddin.

Sidang isbat awal Syawal 1443 H akan dihadiri sejumlah duta besar negara sahabat, Komisi VIII DPR RI, Mahkamah Agung, Majelis Ulama Indonesia (MUI), Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan Badan Informasi Geospasial (BIG). Kemudian juga hadir dari Bosscha Institut Teknologi Bandung (ITB), Planetarium, pakar falak dari ormas-ormas Islam, lembaga dan instansi terkait, anggota Tim Unifikasi Kalender Hijriyah Kementerian Agama dan pimpinan organisasi kemasyarakatan Islam dan pondok pesantren.

"Sidang akan digelar secara hibrida, yakni daring dan luring. Sebagian peserta hadir di lokasi acara, sebagian mengikuti secara daring melalui Zoom meeting," ujar Kamaruddin.

Hasil sidang isbat akan disiarkan langsung oleh TVRI sebagai TV Pool dan juga RRI. Penyampaian hasil sidang isbat juga disiarkan secara langsung melalui media sosial Kementerian Agama.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement