Selasa 19 Apr 2022 07:02 WIB

Hujan Deras, Sejumlah Titik di Kota Bandung Banjir

Banjir menghambat akses kendaraan roda dua dan empat yang melintas

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Nur Aini
Seorang pengendara motor menerjang banjir di kawasan Gedebage, Bandung, Jawa Barat, ilustrasi.
Foto: Antara/Raisan Al Farisi
Seorang pengendara motor menerjang banjir di kawasan Gedebage, Bandung, Jawa Barat, ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Hujan deras yang berlangsung sejak pukul 19.00 WIB, Senin (18/4/2022) malam hingga pukul 24.00 WIB membuat sejumlah titik di Kota Bandung banjir. Akses kendaraan roda dua dan empat yang melintas pun menjadi terhambat.

Dari pantauan, banjir terjadi di Jalan Leuwipanjang tetapi kendaraan masih dapat melintas. Banjir pun terjadi di tempat lainnya yaitu di Jalan Pasirkoja dekat perempatan menuju gerbang tol Pasirkoja.

Baca Juga

Lajur kendaraan menuju Kota Bandung terendam banjir sehingga kendaraan roda dua yang melintas banyak yang mogok. Sementara kendaraan roda empat yang memaksakan melintas membuat air banjir meluap ke lajur lainnya.

Banjir juga terjadi di titik-titik langganan banjir seperti di Jalan Kopo Citarip. Akses kendaraan roda dua dan empat tidak bisa melintas jalur tersebut. Banjir pun terjadi di jalan Kopo Cibolerang.

Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMK) Bandung menyebut hujan deras akan terjadi di bulan April sebagai wujud perubahan cuaca menuju ke kemarau. Masyarakat diminta untuk waspada terhadap potensi bencana.

Kepala BMKG Bandung Teguh Rahayu mengatakan satu pekan terakhir suhu di Bandung Raya terasa dingin padahal suhu minimum Kota Bandung berada di angka 20 hingga 21 derajat celcius. Sedangkan pada musim kemarau bisa mencapai 18 derajat celcius. "Kondisi ini (cuaca lebih dingin) dirasakan ketika memasuki akhir musim hujan dan menuju musim peralihan," ujarnya melalui keterangan resmi, Rabu (6/4/2022).

Ia mengatakan penyebab cuaca lebih dingin di Bandung Raya karena terjadi proses pendinginan evaporatif. Ia menjelaskan bulan April merupakan akhir musim hujan di wilayah Bandung Raya tetapi curah hujan yang terjadi lebih tinggi. Hal itu disebabkan aktivitas pembentukan awan konvektif yang tinggi karena faktor labilitas atmosferik lokal. 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement