REPUBLIKA.CO.ID, AMMAN -- Yordania memanggil kuasa usaha Israel untuk negara tersebut pada Senin (18/4/2022). Amman menyampaikan protes atas pelanggaran provokatif Israel di kompleks Masjid Al-Aqsa.
“(Kementerian Luar Negeri) memanggil kuasa usaha Kedutaan Israel di Amman untuk menyampaikan pesan protes atas pelanggaran tidak sah dan provokatif Israel di Masjid Al-Aqsa yang diberkati,” kata Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Yordania dalam sebuah pernyataan, dikutip Al Arabiya.
Kemenlu Yordania mengungkapkan, kuasa usaha terkait diberi tahu tentang pesan protes yang bakal segera disampaikan kepada pemerintah Israel. Hal itu termasuk seruan untuk segera menghentikan pelanggaran Israel dan upaya mengubah situasi sejarah dan hukum di Al-Aqsa.
Sebelumnya Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi mengatakan kepada parlemen bahwa pemerintah telah memanggil duta besar (dubes) Israel untuk negara tersebut. Namun sang dubes tidak memenuhi panggilan. Sebagai gantinya, pemerintah memanggil kuasa usaha Israel. “Sebagai kekuatan pendudukan, Israel memikul tanggung jawab untuk semua peristiwa di Al-Aqsa,” ujar Safadi.
Safadi mengungkapkan, dia akan bertemu dengan pejabat dari misi diplomatik negara-negara Eropa di Amman untuk menyampaikan pesan serupa. Safadi telah melakukan percakapan telepon dengan beberapa pemimpin Arab dan Presiden Dewan Eropa Charles Michel. Kepada mereka, dia menegaskan tentang perlunya mengintensifkan upaya regional dan internasional guna menghentikan eskalasi Israel di Yerusalem.
Raja Yordania Abdullah II telah menyatakan bahwa tindakan pasukan Israel di kompleks Al-Aqsa merusak peluang untuk mewujudkan perdamaian dengan Palestina. Yordania merupakan pihak yang bertanggung jawab menjaga situs-situs suci keagamaan di Yerusalem Timur. Wilayah itu mulai diduduki Israel pada 1967.
Situasi di sekitar kompleks Masjid Al-Aqsa telah memanas sejak Jumat (15/4/2022) pekan lalu. Pasukan Israel menggeruduk situs tersuci ketiga milik umat Islam itu saat ribuan warga hendak menunaikan salat Subuh. Israel berdalih, tindakan itu dilakukan untuk mengangkut tumpukan batu yang dikumpulkan di area kompleks Al-Aqsa.
Kepolisian Israel mengklaim, mereka mulai menggeruduk Masjid Al-Aqsa setelah adanya sekelompok warga yang melemparkan batu ke arah ruang doa umat Yahudi di Tembok Barat. Polisi Israel hendak membubarkan dan memukul mundur kelompok tersebut. Pada momen itulah bentrokan pecah. Lebih dari 150 warga Palestina mengalami luka-luka dalam kejadian itu.