Selasa 19 Apr 2022 10:41 WIB

Banjir Renggut Ratusan Nyawa, Afsel Umumkan Keadaan Bencana Nasional

Banjir sebabkan 4.000 rumah hancur total dan lebih dari 8.300 lainnya rusak sebagian.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolandha
Citra satelit yang disediakan oleh Maxar Technologies ini menunjukkan kemacetan lalu lintas dan peti kemas yang berserakan setelah banjir, di jalan raya di Durban, Afrika Selatan, Kamis 14 April 2022. Hujan lebat dan banjir di provinsi KwaZulu-Natal timur Afrika Selatan, termasuk kota Durban telah mendatangkan malapetaka yang menghancurkan rumah-rumah, meruntuhkan gedung-gedung dan menghanyutkan jalan-jalan utama.
Foto: Satellite image ©2022 Maxar Technologies via
Citra satelit yang disediakan oleh Maxar Technologies ini menunjukkan kemacetan lalu lintas dan peti kemas yang berserakan setelah banjir, di jalan raya di Durban, Afrika Selatan, Kamis 14 April 2022. Hujan lebat dan banjir di provinsi KwaZulu-Natal timur Afrika Selatan, termasuk kota Durban telah mendatangkan malapetaka yang menghancurkan rumah-rumah, meruntuhkan gedung-gedung dan menghanyutkan jalan-jalan utama.

REPUBLIKA.CO.ID, JOHANNESBURG -- Pemerintah Afrika Selatan (Afsel) telah mengumumkan keadaan bencana nasional pada Senin (18/4/2022) malam. Hal itu menyusul banjir bandang di provinsi KwaZulu-Natal timur yang sudah menelan ratusan korban jiwa.

"Kabinet bertemu dalam sesi khusus tadi malam dan memutuskan untuk mengumumkan keadaan bencana nasional," kata Presiden Afsel Cyril Ramaphosa dalam pidato yang disiarkan televisi, dikutip Anadolu Agency.

Baca Juga

Dia mengungkapkan, banjir yang mulai terjadi pekan lalu akibat tingginya intensitas hujan telah menyebabkan 433 orang tewas. Sebanyak 48 lainnya masih dinyatakan hilang. “Banjir telah menyebabkan kerusakan parah pada rumah, bisnis, jalan, jembatan dan infrastruktur air, listrik, kereta api serta telekomunikasi,” ujar Ramaphosa.

Ramaphosa mengatakan, banjir juga telah menyebabkan hampir 4.000 rumah hancur total dan lebih dari 8.300 lainnya mengalami rusak sebagian. Hal itu memaksa lebih dari 40 ribu warga mengungsi. “Ini adalah bencana kemanusiaan yang membutuhkan upaya bantuan besar-besaran dan mendesak. Nyawa, kesehatan, dan kesejahteraan ribuan orang masih dalam bahaya,'' ucapnya.

Aktivitas bisnis pun sangat terdampak karena banjir merusak akses ke Pelabuhan Durban, salah satu terminal pengiriman terbesar dan tersibuk di Afrika. “Akses ke pelabuhan telah terganggu oleh kerusakan parah pada Jalan Bayhead, yang menghubungkan operasi pelabuhan Durban ke seluruh negeri,” ungkap Ramaphosa, seraya menambahkan bahwa rute tersebut menangani 13 ribu kendaraan berat per hari.

Di bidang pendidikan, lebih dari 270 ribu pelajar turut terimbas karena banjir merusak lebih dari 600 sekolah. Ramaphosa mengatakan, saat ini pemerintah pusat akan bekerja sama dengan pemerintah kota dan provinsi untuk mengelola serta mengatasi dampak bencana.

Dia mengungkapkan, pemerintah akan berusaha membangun kembali rumah yang rusak dan menyediakan kebutuhan dasar bagi para korban. Selain itu, infrastruktur publik yang terimbas bakal turut diperbaiki dan dibangun kembali. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement