REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Setiap 17 Ramadhan diperingati sebagai hari Nuzulul Quran, turunnya Alquran. Banyak pendapat dari para ulama tentang fase diturunkannya Alquran. Pendapat yang paling populer adalah Alquran diturunkan dalam dua fase.
Fase yang pertama, wahyu tersebut diturunkan secara keseluruhan, dan kedua diturunkan secara terpisah-pisah.
Ibnu Hajar al-Asqalani dalam kitabnya Fath al-Baari menyampaikan, pendapat itulah yang disepakati kebenarannya.
Pendapat ini diperkuat riwayat-riwayat yang sahih yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA. Riwayat yang pertama yaitu sebagai berikut:
عن ابن عبّاس رضي الله عنهما، قال: "فُصِل القرآن من الذِّكر فوضع في بيت العزّة في السماء الدنيا، فجعل جبريل عليه السلام ينزّله على النبي صلّى الله عليه وسلم ويرتّله ترتيلا"
Dari Ibnu Abbas RA, dia berkata, "Alquran diturunkan dari Adz-Dzikr, lalu diletakkan di Baitul 'Izzah di langit dunia, kemudian Malaikat Jibril menurunkannya kepada Nabi Muhammad SAW secara berangsur-angsur." (HR Imam Nasa'i, al-Hakim, al-Thabrani). Sementara itu riwayat yang kedua adalah sebagai berikut ini:
عن ابن عباس رضي الله عنهما، قال: "أنزل الله القرآن إلى السماء الدنيا في ليلة القدر، فكان الله إذا أراد أن يوحي منه شيئا أوحاه، أو أن يُحدث منه في الأرض شيئًا أحدثه"
Diriwayatkan dari Said bin Jabir, dari Ibnu Abbas RA, bahwa dia berkata, "Alquran diturunkan ke langit dunia (langit terbawah) secara utuh pada waktu Lailatul Qadar, kemudian Allah SWT jika ingin mewahyukannya sesuatu darinya, maka dia akan lakukan, atau ketika Dia ingin menjadikan suatu kejadian di bumi, maka Dia akan lalukan.” (HR al-Baihaqi dan al-Hakim)
Meski Alquran diturunkan pada Malam Qadar atau Lailatul Qadar, tidak diketahui di tahun kapan Lailatul Qadar itu terjadi. Apakah sebelum kenabian Muhammad SAW, atau setelah kenabian beliau SAW. Sebab, memang tidak ada nash yang menyebutkan atau menentukan kapan persisnya waktu Lailatul Qadar.
Abu Syamah al-Maqdisi menjelaskan tentang rahasia mengapa Alquran diturunkan ke langit yang paling bawah (langit dunia).
Dia mengatakan, hal tersebut untuk mengumumkan kepada para penghuni tujuh langit bahwa Alquran adalah kitab terakhir yang diwahyukan atau diturunkan kepada penutup para nabi, yaitu Nabi Muhammad SAW.
"Seandainya tidak ada kebijaksanaan ilahiyah, tentunya Alquran akan turun ke bumi secara keseluruhan, seperti semua kitab suci yang diturunkan sebelumnya," kata dia.
Karena itu, menurut pandangan Abu Syamah al-Maqdisi, Alquran diturunkan tidak langsung ke bumi tetapi ke langit terendah terlebih dulu.
Dengan demikian, Alquran diturunkan secara keseluruhan (ke langit terendah atau langit dunia), lalu diturunkan secara berangsur-angsur kepada Nabi Muhammad SAW. Dan ini hanyalah salah satu kemuliaan Nabi Muhammad SAW.”
Sumber: saaid