Selasa 19 Apr 2022 18:05 WIB

Al Aqsa Memanas, Iran Kembali Kritik Normalisasi Negara Arab dengan Israel

Iran kembali mengkritik beberapa negara Arab yang melakukan normalisasi diplomatik de

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
Polisi Israel mencoba membubarkan warga Palestina di Kota Tua Yerusalem, Ahad, 17 April 2022. Polisi Israel bentrok dengan warga Palestina di luar Masjid Al-Aqsa setelah polisi membersihkan warga Palestina dari kompleks yang luas untuk memfasilitasi kunjungan rutin orang Yahudi ke tempat suci dan menuduh warga Palestina menimbun batu untuk mengantisipasi kekerasan.
Foto: AP Photo/Mahmoud Illean
Polisi Israel mencoba membubarkan warga Palestina di Kota Tua Yerusalem, Ahad, 17 April 2022. Polisi Israel bentrok dengan warga Palestina di luar Masjid Al-Aqsa setelah polisi membersihkan warga Palestina dari kompleks yang luas untuk memfasilitasi kunjungan rutin orang Yahudi ke tempat suci dan menuduh warga Palestina menimbun batu untuk mengantisipasi kekerasan.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN – Pemerintah Iran kembali mengkritik beberapa negara Arab yang melakukan normalisasi diplomatik dengan Israel. Hal itu disampaikan saat tensi di kompleks Masjid Al Aqsa di Yerusalem meningkat akibat aksi penggerudukan pasukan Israel.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Iran Saeed Khatibzadeh mengungkapkan, Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir Abdollahian telah mengirim surat ke Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) terkait perkembangan situasi di Al Aqsa. Abdollahian juga melakukan pembicaraan ekstensif dengan pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh.

Baca Juga

“Melanggar kesucian Masjid Al Aqsa dan menyerang jamaah adalah hasil normalisasi yang keterlaluan,” kata Abdollahian kepada Haniyeh, Senin (18/4/2022), dilaporkan laman Middle East Monitor.

Kepada Abdollahian, Haniyeh mengatakan bahwa rakyat Palestina hanya memiliki dua pilihan, yakni menerima Yudaisasi Al Aqsa atau melawan entitas Zionis. “Rakyat Palestina dan faksi-faksi perlawanan memilih jalan perlawanan,” ujar Haniyeh.

Sementara itu, Otoritas Palestina telah menyerukan warga untuk bergerak dan berkumpul di Masjid Al Aqsa. Mereka diminta melindungi situs tersuci ketiga milik umat Islam tersebut dari pasukan keamanan Israel.

Pada 2020, Israel berhasil menyepakati normalisasi diplomatik dengan empat negara Muslim, yakni Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, Sudan, dan Maroko. UEA dan Bahrain sudah mengutuk aksi penggerudukan pasukan Israel ke Masjid Al-Aqsa pekan lalu.

Kemenlu UEA menyerukan perlunya menahan diri dan melindungi jamaah Muslim yang beribadah di Masjid Al Aqsa. “(Israel harus) menghormati hak warga Palestina untuk menjalankan ritual keagamaan mereka dan menghentikan praktik apa pun yang melanggar kesucian Masjid Al Aqsa,” kata Kemenlu UEA, dilaporkan kantor berita UEA, Emirates News Agency, Sabtu (16/4/2022).

UEA pun menekankan perlunya Israel mengakhiri praktik yang mengancam prospek solusi dua negara dalam isu Palestina. Sementara itu Kemenlu Bahrain mengatakan pasukan Israel telah melakukan provokasi terhadap perasaan umat Islam. Selain mengutuk, Bahrain meminta Israel menghormati peran Yordania dalam melindungi situs-situs suci keagamaan di Yerusalem.

Situasi di sekitar kompleks Masjid Al Aqsa telah memanas sejak Jumat (15/4/2022) pekan lalu. Pasukan Israel menggeruduk situs tersuci ketiga milik umat Islam itu saat ribuan warga hendak menunaikan salat Subuh. Israel berdalih, tindakan itu dilakukan untuk mengangkut tumpukan batu yang dikumpulkan di area kompleks Al Aqsa.

Kepolisian Israel mengklaim, mereka mulai menggeruduk Masjid Al Aqsa setelah adanya sekelompok warga yang melemparkan batu ke arah ruang doa umat Yahudi di Tembok Barat. Polisi Israel hendak membubarkan dan memukul mundur kelompok tersebut. Pada momen itulah bentrokan pecah. Lebih dari 150 warga Palestina mengalami luka-luka dalam kejadian itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement