REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Epidemiolog dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Iwan Ariawan mengungkapkan gelombang lanjutan kasus Covid-19 pasca lebaran bisa dicegah. Ia mengatakan, pandemi Covid-19 yang terkendali serta cakupan vaksinasi yang tinggi menjadi syaratnya.
"Kenaikan kasus Covid-19 setelah lebaran tidak akan seperti setelah liburan sebelumnya. Kuncinya, masyarakat mengikuti aturan, pemerintah daerah menegakkan aturan," katanya di Jakarta, Selasa (19/4/2022).
Iwan mengatakan, kebijakan pemerintah mewajibkan masyarakat mendapatkan vaksin booster sebelum mudik diyakini akan meminimalisasi potensi penyebaran Covid-19. Selain itu, masyarakat harus tetap menjalankan protokol kesehatan.
Iwan menyebut, keputusan pemerintah membolehkan masyarakat mudik saat lebaran tahun ini dengan mempertimbangkan penyebaran virus relatif terkendali. Di samping itu, cakupan vaksinasi juga sudah tinggi di daerah asal maupun tujuan.
"Antibodi masyarakat, terutama di Jawa dan Bali, sudah tinggi sehingga mudik dirasa cukup aman," katanya.
Laporan Kementerian Kesehatan RI bersama peneliti dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia mengungkap kadar antibodi masyarakat Indonesia menjelang lebaran 2022 naik menjadi 99,2 persen yang berasal dari vaksinasi maupun infeksi Covid-19. Titer antibodi masyarakat saat ini berada di angka 7.000 hingga 8.000, jauh meningkat dari hasil sero survei pada Desember 2021 yang berkisar di angka 500 hingga 600 dengan persentase antibodi 86,6 persen.
Di sisi lain, Iwan mengingatkan masyarakat bahwa Covid-19 belum hilang. Itu sebabnya, syarat-syarat perjalanan tetap harus ditetapkan.
"Kalau mau enak ya booster sehingga tidak harus PCR, yang didatangi juga lebih aman. Protokol kesehatan harus tetap dilaksanakan," katanya.