Selasa 19 Apr 2022 20:11 WIB

BI: Modal Asing Keluar Rp 25,823 Triliun dari Indonesia pada Kuartal I

Modal asing dalam bentuk investasi portofolio kembali masuk Indonesia pada kuartal II

Arus modal asing (ilustrasi)
Arus modal asing (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) melaporkan modal asing keluar bersih alias net outflows sebesar 1,8 miliar dolar AS atau setara Rp 25,823 triliun (kurs Rp 14.346 per dolar AS) dari pasar keuangan Indonesia pada kuartal I 2022. Namun setelah tertahan pada kuartal lalu, modal asing dalam bentuk investasi portofolio kembali masuk ke Tanah Air pada kuartal II-2022 sampai 14 April, sehingga mencatat net inflows sebesar 800 juta dolar AS.

Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Pengumuman Hasil RDG Bulanan Bulan April 2022 Cakupan Kuartalan di Jakarta, Selasa (19/4/2022), menyampaikan ketidakpastian pasar keuangan global masih tinggi, seiring masih berlanjutnya ketegangan geopolitik Rusia dan Ukraina.Selain itu terdapat pula sentimen percepatan normalisasi kebijakan moneter di berbagai negara maju, termasuk Amerika Serikat, sejalan dengan semakin tingginya tekanan inflasi.

Baca Juga

"Hal tersebut mendorong terbatasnya prospek aliran modal asing, khususnya portofolio dan tekanan nilai tukar negara berkembang, termasuk Indonesia," kata Perry.

Bank sentral mencatat nila tukar rupiah sejak 1 Januari sampai dengan 18 April 2022 mengalami depresiasi sekitar 0,7 persen dibandingkan dengan level akhir 2021. Namun penurunan tersebut relatif lebih rendah dibandingkan depresiasi dari mata uang sejumlah negara berkembang lainnya, seperti Thailand 0,77 persen, Malaysia 2,1 persen, dan Filipina 2,45 persen.

Dengan perkembangan itu, PerryWarjiyo menjelaskan nilai tukar rupiah bergerak stabil selama bulan April 2022 ditopang berlanjutnya pasokan valas domestik, aliran masuk modal asing, dan persepsi positif terhadap prospek perekonomian domestik, di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang masih berlangsung.

"Ke depan, stabilitas nilai tukar rupiah diperkirakan tetap terjaga didukung oleh kondisi fundamental ekonomi Indonesia yang tetap baik, terutama oleh lebih rendahnya defisit transaksi berjalan," tegasnya.

BI akan terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah sesuai dengan bekerjanya mekanisme pasar dan fundamental ekonomi.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement