REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken membahas kekerasan baru-baru ini di Israel dan Tepi Barat dengan mitranya dari Yordania. Blinken menekankan pentingnya mempertahankan status quo di tempat-tempat suci Yerusalem.
"Blinken menekankan pentingnya menegakkan status quo bersejarah di Haram Al-Sharif/Temple Mount, dan penghargaan atas peran khusus Kerajaan Hashemite Yordania sebagai penjaga tempat-tempat suci Muslim di Yerusalem," kata juru bicara Ned Price dalam sebuah pernyataan dilansir dari Arab News, Selasa (19/4/2022).
Blinken dan Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi pada Senin (18/4/2022) juga membahas pentingnya Israel dan Palestina bekerja sama mengakhiri kekerasan dan menahan diri dari tindakan eskalasi. Raja Yordania Abdullah mengatakan tindakan sepihak Israel terhadap jamaah Muslim di Masjid Al Aqsa Yerusalem secara serius merusak prospek perdamaian di wilayah tersebut.
Raja Abdullah yang berbicara dengan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyalahkan Israel atas tindakan provokatif di kompleks masjid yang melanggar status quo hukum dan sejarah tempat suci umat Islam. Pada Jumat, sedikitnya 152 warga Palestina terluka dalam bentrokan dengan polisi anti huru-hara Israel di dalam kompleks masjid. Serangan ini merupakan terbaru dalam peningkatan kekerasan yang telah menimbulkan kekhawatiran akan kembali ke konflik yang lebih luas.
Monarki Hashemite Raja Abdullah telah menjadi penjaga situs-situs tersebut sejak 1924, membayar pemeliharaannya dan memperoleh sebagian legitimasinya dari peran tersebut. Sejumlah pejabat AS terlibat dalam panggilan telepon dengan perwakilan Israel, Palestina dan Arab di wilayah tersebut selama akhir pekan untuk memastikan ketegangan di Yerusalem tidak meningkat. Ketegangan tahun ini telah meningkat sebagian oleh bulan suci Ramadhan bertepatan dengan perayaan Paskah Yahudi.
https://www.arabnews.com/node/2066386/middle-east