REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA–-Menjelang bulan suci Ramadhan, Jakarta masih menjadi magnet pengemis untuk meraup belas kasih dari warganya. Terkait hal ini Pemerintah Provinsi DKI segera mengintensifkan penertiban pengemis dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) lainnya. Hingga saat ini, PMKS yang terdata sekitar 8.000 jiwa.
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja, Effendi Anas, mengaku sedang berkoordinasi dengan aparat polisi dan Dinas Sosial DKI Jakarta untuk menggelar razia besar-besaran di lima wilayah kota. Selain untuk mempersempit ruang gerak pengemis, langkah ini bertujuan sebagai antisipasi membludaknya jumlah pengemis yang masuk ke Jakarta saat bulan suci hingga menjelang lebaran.
Beberapa titik yang merupakan lokasi berkumpulnya para PMKS telah masuk target operasi. ''Di antaranya perempatan Coca-Cola, perempatan Pejompongan, Simpang Lima Senen, dan perempatan Jatibaru,'' kata Effendi Anas, Rabu (04/8).
Menurut Effan, sapaan akrab Effendi Anas, hanya 10 persen PMKS yang berasal dari DKI, 90 persen sisanya merupakan pendatang yang berasal Jawa Barat dan Jawa Tengah. Meski kerap terjaring Operasi Praja, namun mereka sering kali datang kembali ke Ibukota. Tahun lalu, sedikitnya 11.338 orang PMKS terjaring operasi. Sedangkan, hingga pertengahan tahun ini saja, sedikitnya 1.507 PMKS yang telah ditertibkan.
Kepala Dinas Sosial (Dinsos) DKI, Kian Kelana, mengaku tengah menyiapkan panti tambahan untuk mengantisipasi membludaknya jumlah PMKS yang terjaring operasi menjelang Ramadhan. ''Jika melebihi kapasitas panti yang, ada maka kami akan fungsikan Panti Sosial Kedoya,'' ujar Kian.
Sebelumnya, Panti Sosial Kedoya bukan merupakan tempat penampungan, melainkan hanya tempat pendataan bagi pengemis yang terjaring razia. Sedangkan saat ini, Pemprov DKI sendiri telah memiliki 27 panti sosial. D
alam penanganan masalah sosial ini, Dinsos DKI juga melibatkan 22 rumah singgah yang dikelola elemen masyarakat yang peduli dengan anak jalanan yang berkapasitas 3.761 orang. Panti-panti ini hanya dipergunakan untuk PMKS yang berasal dari DKI, sedangkan untuk mereka yang berasal dari daerah lainnya akan langsung dipulangkan ke kampung halamannya masing-masing.