REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK--Penertiban sejumlah tempat maksiat di Depok selama bulan puasa tak akan melibatkan organisasi masyarakat (ormas). Menurut Kepala Dinas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Depok, Sariyo Sabani, pihaknya hanya akan melibatkan Kepolisian Resort (Polres Depok), Polisi Militer, dan Komando Distrik Militer (Kodim).
''Ini bukan tugasnya ormas. Tidak ada kaitannya ormas di sini. Ini tugas kami. Jadi kami yang turun tangan,'' ujar Sariyo pada sejumlah wartawan sesaat setelah melakukan pembongkaran sejumlah baliho di persimpanagan Tugu Margonda, Rabu (11/8).
Dikatakannya, terdapat 300 titik tempat maksiat yang tersebar di sebelas kecamatan di Depok. Selasa (10/8) lalu, pihaknya telah merazia 26 kafe di daerah Pondok Rangon dan Braja Mukti yang diduga menjadi sarang prostitusi.
Sariyo menuturkan, razia akan dilakukan intensif selama bulan Ramadhan. ''Jika kafé tersebut masih buka ketika puasa, tak hanya kami segel, kami juga akan bongkar seluruh bangunannya,'' tegasnya.
Saat ditanyakan tentang pekerja seks komersial (PSK) yang masih berkeliaran di beberapa tempat di Depok, Sariyo mengaku sudah melakukan monitoring. Namun sayangnya, pihaknya belum menemukan keberadaan wanita tuna susila tersebut.