Sabtu 14 Aug 2010 01:27 WIB

Kisah Pedagang Bendera: Meski Pendapatan Turun, Puasa Jalan Terus

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA--Hari Kemerdekaan Indonesia yang jatuh tepat pada bulan suci Ramadhan menjadi pukulan tersendiri bagi para pedagang bendera, yang biasanya sengaja datang ke ibu kota di bulan Agustus. Tak terkecuali untuk Andi, 55 tahun.

Meski pendapatannya tahun ini minim lantaran banyak lokasi tak mengadakan lomba 17 Agustusan, kewajiban puasa dan berdagangnya tetap ia lakukan. Bagi pria asal Cirebon, Jabar ini, puasa tahun ini memang berbeda karena ia melakukan dua aktivitas sekaligus. Selain berkeliling menjajakan dagangannya, ia pun harus "momong" anak lelakinya yang turut serta. Tiga anaknya yang lain tetap berada di kampung halamannya bersama sang istri.

"Kalau tahun lalu cukup laris. Sekarang karena 17 Agustus pas Ramadhan, dagangan jadi sepi," ucap lelaki ini, Jumat (13/8).

Saat ditemui tengah menjajakan dagangan di bawah tangga busway Warung Jati, Jakarta Selatan, Andi dan anaknya mengaku makan sahur dan berbuka di kedai dekat kontrakannya. "Makannya boleh ngutang dulu," ujarnya, sambil tersenyum kecil.

Tahun lalu, ia menjahit sendiri bendera-bendera dan atribut lain. Namun kali ini, Andi memutuskan untuk menjualkan barang dagangan temannya, untuk ia jual. "Takut nggak balik modal kalau produksi sendiri," paparnya.

Sepinya pembeli pun mempengaruhi pendapatan Andi. Ia mengaku, dulu ia mampu mencapai omzet hingga setengah juta rupiah. Namun tahun ini, ia hanya dapat tak lebih dari Rp 200 ribu perhari.

Tak berat puasa sambil terus berdagang? "Tidak apa-apa. Dinikmati saja. Namanya juga sedang mencari nafkah demi anak istri," ujarnya.

Ia mengaku sedih jika dalam satu hari, tak satupun dagangannya yang laku. "Saya dagang mulai tanggal  5 Agustus, sampai tanggal 10 Agustus tak satupun yang beli," ucapnya.

Berdagang bendera dan pernak-pernik 17 Agustusan, bagi lelaki yang mulai dagang setelah subuh hingga menjelang berbuka ini adalah aktivitas tahunan yang biasa ia jalani. Andi pun sudah cukup lama bergelut dalam penjualan bendera, bambu, dan pernak pernik 17 Agustusan. "Dagang dari masih bujang. Ya, kira-kira sudah 25 tahunan," tuturnya.

sumber : Mg1
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement