REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - Di sore hari setiap bulan Ramadhan, di Kauman Yogyakarta, khususnya di salah satu gang sempit sekitar 100 meter yang berada di sisi selatan jalan KH Ahmad Dahlan, masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya berdatangan untuk mencari makanan buka puasa. Di wilayah ini dikenal sebagai Pasar Sore Ramadhan Kauman.
Sejak sekitar pukul 14.30 para pembeli sudah mulai berdatangan. Menurut Pengelola Pasar Sore Ramadhan Kauman, Muhammad Chawari, kegiatan seperti ini sudah ada sekitar tahun 1970-an. Pada awalnya penjrual dan pembeli hanya berasal dari wilayah Kauman sendiri yaitu hanya sekitar 10 orang. Namun dari tahun ke tahun jumlah penjual makanan maupun jenis makanan yang dijual terus bertambah.
Sekarang ada sekitar 100 penjual dan jumlah makanannya pun bertambah. Menurut warga asli Kauman dan juga pengurus PP Nasyiatul Aisyiyah, Widyastuti, ada makanan khas di sini, yaitu kicak. Makanan ini hanya ada pada bulan Ramadhan dan di bulan lain tidak ada. ''Warga Kauman berusaha mempertahankan jajanan khas ini dan masih cukup banyak warga yang membuat kicak dan menjualnya yaitu sekitar 25 orang,'' tuturnya pada Republika, Kamis (18/8). Kicak merupakan salah satu jajanan yang tak pernah ketinggalan untuk dibeli bila orang datang ke pasar sore Ramadhan Kauman.
Kicak terbuat dari jadah/uli yaitu ketan yang diberi parutan kelapa dan gula pasir. Untuk melengkapi cita rasa di atasnya diberi potongan nangka dan daun pandan. Kicak dijual dalam kemasan plastik mika atau dibungkus dengan daun dan kertas dijual dengan harga sekitar Rp 1.750-2.000 per bungkus.
Pasar sore Ramadhan Kauman juga menjadi cikal bakal pasat jajanan berbuka puasa di Yogyakarta. Sekarang, "sentra" jajanan Ramadhan ada di Pasar Nitikan, Pasar Jogokaryan, dan sebagainya.