REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Operasi ketupat 2010 akan mulai digelar pada 3 September 2010 hingga 18 September. Polisi akan menyiapkan 2592 pos pengamanan operasi ketupat yang akan disebar di daerah-daerah.
Menurut Deputi Operasi Mabes Polri, Irjen Pol Soenarko, pos pengamanan tersebut akan ditempatkan di titik-titik dengan tingkat potensi kerawanan dan kriminalitas yang cukup tinggi. "Tentu kita harapkan pos tersebut tidak menempel dengan kepolisian sektor. Kita posisikan pos itu di titik dengan potensi kerawanan dan kriminalitas di lapangan,"ujar Soenarko di Ruang Rapat Utama Mabes Polri, Jakarta, Jumat (27/8).
Menurut Soenarko, pos pengamanan tersebut dapat mengantisipasi beberapa hal seperti aksi kekerasan dari kelompok warga ke kelompok lain, kejahatan konvensional semisal pencurian dengan kekerasan yang akhir-akhir ini sering terjadi, premanisme, kecelakaan lalu lintas hingga antisipasi jika terjadi bencana alam yang datang tiba-tiba.
Salah satu hal yang paling diantisipasi Polri dalam arus mudik kali ini adalah kecelakaan lalu lintas. Pasalnya, Soenarko mengatakan, terdapat 1.646 kasus kecelakaan lalulintas pada tahun lalu (2009). Rinciannya, ungkap jendral berbintang dua itu, korban tewas 702 orang, luka berat 859 orang, luka ringan 1.697 orang.
Ia mengatakan, sepeda motor roda dua masih mendominasi kasus kecelakaan lalu lintas dengan angka 76%. Sisanya, mobil berpenumpang 9%, bus 7%, mobil beban 7% dan lain-lain 1%.
Polri sendiri, ungkap Soenarko, akan menurunkan Polri menyiapkan 89.521 personel untuk operasi ketupat 2010. Petugas tersebut akan mulai beroperasi sejak 3 September 2010 pukul 00.00 WIB hingga 18 September 2010 pukul 24.00 WIB.
Daerah operasi dibagi menjadi dua prioritas. Terdapat delapan Polda yang ada di kota besar untuk prioritas pertama. Seperti Polda Lampung, Polda Banten, Polda Metro Jaya, Polda Jawa Barat, Polda Jawa Tengah, Polda DIY, Polda Bali, dan Polda Jawa Timur.Sementara, terdapat duapuluh tiga Polda lain yang berstatus sebagai prioritas kedua.
Polri juga akan menurunkan unsur satuan Brimob untuk enam Polda. Seperti Polda Lampung, Polda Banten, Polda Metro Jaya, Polda Banten, Polda Jawa Barat, Polda Jawa Tengah, dan Polda Jawa Timur. Pasukan Brimob, ungkapnya, akan diturunkan sesuai dengan analisis satuan kewilayahan yang memiliki kerawanan cukup tinggi. "Kita juga menurunkan kekuatan dari korps brimob hampir rata-rata 50-60 personel," jelasnya.