Jumat 03 Sep 2010 01:05 WIB

Ratusan Sopir Angkutan Mudik dan Petugas Dishub Bekasi Jalani Tes Urine

Rep: Maryana/ Red: Endro Yuwanto

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI--Sekitar 100 sopir dari sekitar 20 Perusahaan Otobus (PO) yang ada di Terminal Bekasi dan 100 petugas dari Dinas Perhubungan Kota Bekasi menjalani tes urine di Terminal Bekasi, Kamis (2/9).

Tes urine yang dilaksanakan oleh Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bekasi dan Badan Narkotika Provinsi jawa Barat dan Kota Bekasi ini hanya berlangsung selama satu

hari.

"Tes urine bukan hanya untuk sopir, tapi juga para petugas dishub yang bertugas di Terminal Bekasi ini," ujar Kepala Bidang Lalu Lintas Dishub Bekasi, Tri Ardianto, saat ditemui wartawan di Terminal Bekasi, Kamis (2/9).

Tujuan dari tes urine ini untuk mengetahui keadaan fisik para sopir dan petugas. Serta untuk memastikan kesehatan para sopir sehingga keselamatan dan kenyamanan para pemudik terjamin.

Tri mengatakan, jika di antara para sopir ditemukan ada yang terbukti menyalahgunakan narkotika dan obat-obatan terlarang, dan alkohol, maka pihak BNK akan memberikan surat rekomendasi kepada Dishub Kota Bekasi.

Selanjutnya surat rekomendasi itu akan diteruskan ke pihak PO yang bersangkutan agar mencabut izin operasional sopir yang terbukti mengkonsumsi narkoba dan alkohol. "Kalau ada petugas yang terbukti memakai narkoba maka akan kami lakukan pembinaan" ujar Tri.

Sementara itu, menurut Pelaksana Bidang Terapi dan Rehabilitasi Badan Narkotika Provinsi Jawa Barat, Panca Bagja tes urine ini terbilang efektif untuk memberikan peringatan kepada para sopir agar tetap menjaga kebugaran tubuh tanpa narkoba. "Yang terbukti akan ditarik izin operasinya jadi ini menjadi shock theraphy untuk para sopir" ujar Panca di sela pemeriksaan urine para sopir.

Untuk mengetahui hasil dari pemeriksaan tersebut pihaknya hanya memerlukan waktu sekitar dua jam. Bagi para sopir dan petugas yang mengkonsumsi narkoba dalam waktu tiga sampai 10 hari terakhir akan ketahuan melalui tes urine itu.

Panca mengatakan, biasanya para sopir menggunakan jenis narkoba amfetamin dan ekstasi. Mereka menggunakan dua zat itu biasanya untuk menjaga kondisi tubuh agar tidak mengantuk. "Digunakan untuk stimulan agar tetap semangat," kata dia.

Menurut Panca, meskipun sopir dapat menahan kantuk, hal itu tetap membahayakan bagi kesehatan para sopir dan keselamatan para penumpang bus.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement