REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Hingga H-8 ini, arus mudik di Terminal Pulo Gadung, Jakarta Timur masih sepi. Meskipun sempat diakui pihak terminal ada peningkatkan sekitar 5 persen, namun suasana di terminal tersebut terlihat masih lengang.
Kalaupun masih ada suasana ramai, itu hanya di beberapa bagian saja. Paling-paling, yang relatif ramai di tempat tunggu bus jurusan arah timur, seperti Bima, NTB, Surabaya, dan Madura. Sedangkan secara keseluruhan, suasana di terminal masih relatif sepi.
Namun demikian, meskipun suasana masih relatif sepi, namun tarif tiket sudah melangit, terutama untuk kategori bus bisnis dan eksekutif. Sebab untuk bis ekonomi, aturan tarif ditentukan Dirjen Perhubungan. "Sekarang penentuannya mengacu pada tarif batas bawah dan tarif batas atas. Tarif batas bawah per kilometer sebesar Rp 86. Sedangkan tarif batas atas Rp 139 per kilometer," kata Ida Nur Farida, Kepala Humas Terminal Pulo Gadung.
Menurutnya, untuk harga bus eksekutif memang cukup tinggi, karena yang menentukan bukan pemerintah, tetapi perusahaan masing-masing. "Biasanya tinggi rendahnya tarif mengikuti mekanisme pasar. Kalau penumpang banyak harga tinggi, kalau penumpang ssedikit, harga rendah," jelasnya.
Dia menyebutkan beberapa tarif bus eksekutif, misalnya Jakarta-NTB sebesar Rp 775 ribu, Jakarta-Bengkulu Rp 425 ribu, Jakarta-Bukit Tinggi Padang sebesar Rp 460 ribu, Jakarta-Mataram sebesar Rp 600 ribu, Jakarta-Sumbawa, Rp 675 ribu, dan Jakarta-Bima, Rp 750 ribu. "Itu berlaku dari tanggal 3 sampai 17 September 2010," ungkapnya.