REPUBLIKA.CO.ID,
BEKASI -- Tambal ban musiman menjelang musim mudik lebaran mulai marak beroperasi di sepanjang jalan raya Inspeksi Kaimalang, Kabupaten Bekasi Jawa Barat.
Kendaraan yang melintas di jalan raya itu cukup ramai menjelang mudik lebaran sebab menjadi lintasan para pemudik khususnya pengendara motor menuju arah Pantura. Selain itu wilayah tersebut berbatasan langsung dengan Karawang, Jawa barat.
Penambal ban dadakan, Sutarja (41) mengaku pendapatan dari tambal ban dantamba angin bisa mencapai RP 150 ribu. "Untuk tambal ban RP 7.000 dan tambah angin RP 1.000" ujar pria yang kesehariannya berdagang minuman es kelapa muda, Sabtu (4/9).
Hal itu dilakukan untuk menambah penghasilannya menjelang lebaran. Dia mengatakan usaha tambal ban dan tambah angin tidak memerlukan banyak modal. Alat yang digunakan bisa meminjam dari temannya yang memang bekerja sebagai penambal ban.
Setiap masuk musim mudik lebaran wilayah tersebut pasti ramai, sehingga banyak kendaraan motor roda dua yang mampir sekedar tambah angin.
Penambal ban lainnya di sekitar Kecamatan Tambun, Arif (31) selalu mendadak berganti profesi saat arus mudik dan arus balik lebaran. "Kalau ramai sehari bisa RP 200 ribu" ujar pria yang menjadi tulang punggung keluarganya ini.
Alat yang digunakan para penambal ban musiman ini relatif sederhana dan murah. Mereka menggunakan dua buah pompa angin, gerobak kayu, bensin, lem karet, dan besi khusus tambal ban. "Alat-alat ini saya pinjam dari teman yang memang bekerja sebagai tambal ban, dia sedang mudik" ujar Arif sambil menambah angin salah satu motor yang datang.
Pengguna jasa tambal ban, Hadi (27) mengaku cukup terbantu dengan keberadaan para penambal ban musiman ini. "Daerah ini kan jarang bengkel, jadi mereka cukup membantu ya asalkan jangan tebar paku saja" ujar Hadi sambil tertawa.
Kebanyakan para penambal ban musiman ini beroperasi disekitar tepi jalan rusak di sepanjang jalan Raya inspeksi kalimalang.