REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA--Telekonferensi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan beberapa kapolda berlangsung tegang ketika beberapa kali terganggu akibat buruknya sinyal telekomunikasi dari PT Telkomsel. Presiden pun meminta Dirut Telkomsel dan Dirut PT Telkom bertanggung jawab dan datang langsung ke lapangan untuk mengecek.

Kejadian itu berlangsung ketika Presiden SBY memantau langsung arus balik di Pos Pengamanan Lebaran Gerbang Tol Cikampek, Purwakarta, Jumat (17/9). Dalam acara itu, Presiden SBY dijadwalkan melakukan komunikasi dengan petugas dan pemudik di berbagai wilayah Pulau Jawa. Namun, agenda itu gagal akibat gangguan sinyal Telkomsel.

Sebelum gangguan terjadi, Kapolri Jenderal Pol Bambang Hendarso Danuri dalam paparannya di hadapan Presiden SBY sempat memohon maaf karena komunikasi jarak jauh tidak bisa dilakukan sesuai rencana karena gangguan sinyal Telkomsel, padahal sejumlah infrastruktur sudah tersedia di lokasi telekonferensi itu.

Gangguan terjadi ketika Presiden SBY sedang mendengarkan paparan Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Edward Aritonang. Paparan Edward di sela oleh Presiden SBY karena saluran komunikasi beberapa kali terganggu. Paparan Edward pun berhenti karena Presiden SBY merasa perlu mengomentari gangguan tak nyaman itu.

"Ini ada petugas Telkomsel tidak? Apa yang terjadi? Ini tadi hidup kok sekarang malah mati? Saya mau tanya Dirut Telkom, Dirut Telkomsel pernah mengecek tidak? Tidak pernah? Seskab (Dipo Alam) sampaikan Dirut Telkom dan Dirut Telkomsel harus turun ke lapangan, jangan di belakang meja saja, sekarang juga. Pastikan sistem bekerja dengan baik," seru Presiden SBY dengan nada tegas.

Presiden SBY memerintahkan Dipo untuk menghubungi langsung kedua dirut itu untuk hadir di lokasi. Dirut Telkom dan Dirut Telkomsel memang tidak hadir di tempat Presiden SBY melakukan peninjauan. Presiden mengatakan, semua pejabat harus memastikan tugas dan tanggung jawabnya dilaksanakan dengan baik.

Ikuti Whatsapp Channel Republika